Putin Masih Izinkan Negara yang Bukan Bestie Beli Gas Rusia, Asal...

Kholida Qothrunnada - detikFinance
Jumat, 25 Mar 2022 10:10 WIB
Foto: Ilustrasi Migas (Fauzan Kamil/Infografis detikcom)
Jakarta -

Rusia melancarkan aksi balasan terhadap negara-negara tak bersahabat alias yang menjatuhkan sanksi kepadanya. Rusia memberikan syarat kepada negara tak bersahabat yang ingin membeli gas dari Rusia wajib menggunakan mata uang rubel.

Presiden Vladimir Putin juga mengatakan harga gas di Eropa telah melonjak, sehingga dikhawatirkan bisa memperburuk krisis energi di wilayah tersebut.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina 24 Februari lalu, negara-negara Barat dan Amerika Serikat (AS) telah memberikan sanksi berat terhadap Rusia. Tapi, Uni Eropa (UE) telah terpecah mengenai apakah akan memberikan sanksi pada sektor energi Rusia. Mengingat, Eropa sangat bergantung pada gas Rusia untuk pemanas dan pembangkit listrik.

Dikutip dari CNN (25/3/2022), pesan Putin: "Jika Anda (AS-UE) menginginkan gas kami, belilah mata uang kami". Masih belum jelas, apakah Rusia memiliki kekuatan secara sepihak untuk mengubah kontrak yang disepakati dalam mata uang euro.

Rubel melonjak sebentar setelah pengumuman itu, ke level tertinggi tiga minggu melewati 95 terhadap dolar. Meski begitu rubel masih jauh di bawah 100 dan ditutup pada 97,7 terhadap dolar. Dimana hal itu menunjukan penurunan lebih dari 22%, sejak 24 Februari lalu.

Sementara itu beberapa harga gas grosir Eropa naik 30% hingga hari Rabu (23/3). Harga gas grosir Inggris dan Belanda juga ikut melonjak. Tidak heran, sebab gas Rusia telah menyumbang sekitar 40% dari total konsumsi Eropa.

"Rusia akan terus, untuk memasok gas alam sesuai dengan volume dan harga. Tetap dalam kontrak yang disepakati sebelumnya," kata Putin pada pertemuan yang disiarkan televisi dengan para menteri pemerintah.

Putin menambahkan bahwa perubahan itu hanya akan mempengaruhi mata uang pembayaran yang akan diubah ke rubel. Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, menyebut permintaan Putin itu sebagai pelanggaran kontrak atas pembelian gas Rusia.

Menurut raksasa gas Rusia Gazprom, 58% dari penjualan gas alam ke Eropa dan negara-negara lain pada 27 Januari telah dibeli dalam mata uang euro. Dolar AS menyumbang sekitar 39% dari penjualan kotor, dan pound sterling 3%.

Komoditas yang diperdagangkan di seluruh dunia, sebagian besar ditransaksikan dalam dolar AS atau euro. Beberapa perusahaan minyak dan gas importir terbesar Rusia di Jerman seperti Eni, Shell, BP, RWE, dan Uniper menolak untuk berkomentar terkait keputusan Putin tersebut.

Putin mengatakan pemerintah dan bank sentral Rusia memiliki waktu satu minggu, untuk menemukan solusi terkait pembayaran mata uang rubel ini.

Komisi Eropa mengatakan, pihaknya berencana untuk mengurangi ketergantungan UE pada gas Rusia. Eropa juga akan mengakhiri ketergantungannya pada pasokan Rusia, sebelum tahun 2030.



Simak Video "Video: Putin Kunjungi PLTN di Kursk setelah Rusia Pukul Balik Militer Ukraina"

(das/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork