Konsumen di sejumlah daerah kesulitan mendapatkan solar subsidi. Bahkan di beberapa wilayah terjadi pemandangan antrean panjang truk yang hendak mengisi solar subsidi. PT Pertamina buka suara.
1. Stok Cukup Buat 20 Harian
Pihak Pertamina menyebut stok solar subsidi berdasarkan data terkini mencukupi untuk kebutuhan selama 20 hari lebih.
"Stok solar subsidi per hari ini (kemarin Minggu) posisi di atas 20 hari," kata Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting kepada detikcom, ditulis Senin (28/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja dia enggan mengomentari penyebab kelangkaan yang terjadi. Yang jelas Pertamina memastikan akan terus memonitor seluruh proses distribusi mulai dari Terminal BBM hingga konsumen untuk memastikan SPBU selalu tersedia bahan bakar bagi masyarakat.
Khusus solar subsidi, perusahaan minyak dan gas (migas) milik negara itu akan fokus pada pelayanan di jalur logistik serta jalur-jalur yang memang penggunanya adalah yang berhak menikmatinya.
"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak perlu panic buying. Pembelian bahan bakar kami imbau untuk tetap sesuai dengan kebutuhan," jelasnya.
2. Kuota Solar Subsidi Jebol
Irto menyampaikan bahwa penyaluran solar subsidi telah melebihi kuota sekitar 10% hingga Maret ini. Kebutuhan energi dinilai meningkat seiring tumbuhnya perekonomian nasional yang ditargetkan 5 persenan di 2022.
Pihaknya pun berupaya memastikan stok dan menjamin terjaganya proses distribusi di lapangan dengan maksimal.
"Upaya yang sudah kami lakukan menormalisasi pasokan sesuai demand, hingga Maret ini realisasi solar subsidi sudah over 10% dari kuota," katanya.
3. Ada Oknum Ambil Untung
Di sisi lain Irto menyebut ada oknum-oknum yang menyelewengkan solar subsidi untuk mengeruk keuntungan, mengingat perbedaan harga solar subsidi dan non subsidi cukup jauh.
"Karena ada disparitas harga antara harga BBM subsidi dan harga BBM non subsidi sehingga ada oknum yang mengambil keuntungan dalam kondisi seperti ini," paparnya.
Irto menjelaskan Pertamina berkoordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) dan kepolisian untuk membantu pengamanan dan pengaturan layanan di SPBU. Lanjut dia, sejumlah oknum nakal sudah ditangkap, misalnya saja di Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.
Seperti diketahui, Polisi sebelumnya membongkar praktik penyelewengan solar bersubsidi. Modusnya, pelaku memodifikasi kendaraan dengan tandon untuk membeli solar bersubsidi ke SPBU lalu menjualnya lagi dengan harga industri.
Dirpolair Korpolairud Baharkam Polri Brigjen M. Yassin Kosasih, menjelaskan modus yang dilakukan dengan menyiapkan mobil dan truk yang sudah dimodifikasi memiliki tandon di dalamnya.
Untuk truk, baknya diisi tangki yang kemudian ditutup karung berisi serbuk kayu kemudian ditutup terpal untuk kamuflase. Sedangkan untuk modifikasi mobil panther, kursi tengah dan belakang dibongkar diganti dengan tandon yang bisa mengangkut satu ton minyak.
Yassin menyebut modifikasi kendaraan sudah sangat terencana, pengisian dilakukan lewat lubang BBM kendaraan seperti biasanya. Untuk menghindari kecurigaan, pelaku mengisi dengan kapasitas normal kemudian pindah ke SPBU lainnya.
"Tidak menutup kemungkinan (keterlibatan petugas SPBU). Tapi melihat kasus ini orang SPBU tidak ada yang mengerti karena mengisi mereka (pelaku) pintar, mereka mengisi sekitar Rp 500 ribu, dalam batas kewajaran. Tapi mereka pindah dari SPBU satu ke yang lain. Jadi saya sampaikan sampai saat ini belum ada keterkaitan petugas SPBU," kata Yassin saat rilis kasus di Integerated Terminal Pertamina Semarang, Pengapon, Jumat (21/1/2022).
Lanjut di halaman berikutnya.
Simak Video "Video: 2 Sopir Truk BBM Ditangkap gegara Oplos 4 Ton Solar Dengan Minyak Sulingan"
[Gambas:Video 20detik]