Ia meyakini PLN bisa menjadi motor penggerak sekaligus leading sector dalam perdagangan emisi karbon di Indonesia. "Visi kami adalah memimpin transisi energi Indonesia sambil mempertahankan pertumbuhan jangka panjang," ucap Didi.
Sementara itu, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda Mayerfas sangat mendukung langkah PLN dalam mengembangkan perdagangan karbon di Indonesia. Menurutnya, kerja sama antara PLN dengan Belanda tak hanya mampu meningkatkan hubungan bilateral kedua negara namun juga meningkatkan kompetensi antara kedua belah pihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya percaya bahwa kehadiran kita mencerminkan komitmen bersama untuk berkolaborasi dan belajar dari satu sama lain untuk memitigasi perubahan iklim sebagai tantangan global," ujar Mayerfas.
Direktur Dutch Emission Authority Mark Bressers ikut menyatakan bahwa dengan kerja sama ini Belanda memberikan ruang belajar bagi PLN. Sekaligus, mengembangkan konsep perdagangan karbon yang sudah dijalankan di Negeri Kincir Angin.
Dengan program peningkatan kapasitas ini, diharapkan PLN dapat mengimplementasikan nilai ekonomi karbon untuk mendukung target penurunan emisi pada 2030 serta net zero emission pada 2060. Otoritas Emisi Belanda juga menyampaikan tentang strategi Fit For 55 atau yang dikenal sebagai strategi penurunan 55 persen emisi Belanda pada tahun 2030. Strategi ini dijalankan sesuai dengan komitmen negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa.
(akd/hns)