Ada Sinyal Gencatan Senjata dari Rusia, Harga Minyak Tiba-tiba Anjlok

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Rabu, 30 Mar 2022 11:10 WIB
Foto: Ilustrasi Migas (Fauzan Kamil/Infografis detikcom)
Jakarta -

Harga minyak Amerika Serikat (AS) sempat jatuh di bawah US$ 100 per barel pada Selasa (29/30/2022) waktu setempat. Meski begitu para investor bisa dengan cepat memahami penurunan itu berdasarkan perkembangan diplomatik terbaru dalam perang di Ukraina.

Aksi jual yang dimulai setelah Rusia mengindikasikan akan menghentikan serangannya di beberapa bagian Ukraina, disinyalir jadi penyebab menurunya harga minyak AS. Sebab sinyal itu meredakan kekhawatiran belakangan ini terhadap pasokan energi.

Setelah pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina pada Selasa itu, Rusia mengatakan akan secara drastis mengurangi serangan militernya di dua kota Ukraina, Kyiv dan Chernihiv.

Harga minyak AS pun turun sebanyak 7% ke level terendah US$ 98,44 per barel pada Selasa pagi waktu setempat. Miyak Brent yang menjadi patokan dunia, turun ke level US$ 104,84 per barel, penurunan hampir 7%.

Namun, pada penutupan minyak AS turun hanya 2%, berada di level US$ 110,23 per barel. Sementara Brent turun 1,6% menjadi US$ 104,24 per barel.

Rebound dari posisi terendah ini mencerminkan ketidakpastian atas langkah selanjutnya dalam perang dan skeptisisme bahwa Rusia akan memegang kata-katanya.

"Ada kesadaran bahwa ini belum berakhir. Masih jauh dari selesai," kata Robert Yawger, Wakil Presiden energi berjangka Mizuho Securities, melansir CNN, Rabu (30/3/2022).

Departemen Pertahanan AS memperingatkan sementara ini sejumlah kecil pasukan Rusia telah pindah dari Kyiv. Meski begitu, Rusia masih dapat menimbulkan kebrutalan besar-besaran di kota itu.

"Kami percaya bahwa ini adalah reposisi, bukan penarikan nyata," kata Juru Bicara Pentagon John Kirby.

Andy Lipow, Presiden Lipow Oil Associates, mengatakan pasar telah menafsirkan berita utama terbaru tentang negosiasi Rusia-Ukraina sebagai langkah menuju gencatan senjata. Namun, investor telah belajar untuk menanggapi komentar dari pejabat di Rusia dengan sikap skeptis.

"Anda dapat dengan mudah menganggap ini semua berarti Rusia baru saja mundur untuk berkumpul kembali dan mencobanya lagi," kata Yawger. "Aku tidak akan mempercayai mereka."

Bahkan jika gencatan senjata akhirnya tercapai, gangguan pasokan mungkin tetap ada. Perang telah menyebabkan kerusakan besar pada dalam ekosistem energi.

"Saya berharap sanksi dan keinginan industri minyak untuk menjauh dari pasokan Rusia akan bersama kami selama beberapa dekade," kata Lipow.

Simak Video 'Zelensky Tegas Minta Eropa Berhenti Beli Minyak ke Rusia':






(das/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork