Putin Mau Gas Rusia Dibayar Pakai Rubel, Jerman dan Prancis Meradang!

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 30 Mar 2022 11:23 WIB
Foto: DW (News)
Jakarta -

Negara-negara G7 menolak keras rencana Rusia terkait pembelian gas wajib menggunakan Rubel.

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck menyebutkan jika hal ini adalah pelanggaran yang tak sesuai dengan perjanjian.

"Semua menteri (energi) negara G7 menyatakan jika ini adalah pelanggaran dari perjanjian yang sudah ada sebelumnya," kata Habeck dikutip dari aljazeera.com, Rabu (30/3/2022).

Sekadar informasi negara anggota G7 ini antara lain Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat (AS).

Dia meminta kepada perusahaan yang terkait untuk tidak mengikuti rencana Putin. "Pembayaran menggunakan rubel tak bisa diterima. Kami minta ke perusahaan untuk tidak memenuhi permintaan itu," jelas dia.

Habeck menyebutkan jika saat ini Jerman sedang berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada impor energi Rusia akibat perang dengan Ukraina.

Sebelumnya Putin memang mengumumkan jika Rusia hanya akan menerima pembayaran gas alam dalam mata uang rubel ke negara yang masuk dalam daftar tidak bersahabat. Nah Uni Eropa masuk dalam daftar negara tersebut.

Kalangan ekonom menyebutkan jika strategi ini diambil karena Putin berupaya untuk membuat rubel bertahan. Karena sejak invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina rubel terus merosot tajam.

Juru bicara pemerintah Rusia Kremlin Dmitry Peskov ditanya oleh wartawan terkait pemangkasan pasokan gas ke Eropa jika tak ada kesepakatan pembayaran dalam rubel.

"Yang jelas kami tidak akan memberikan gas dengan gratis," jelas dia.

Presiden Prancis Emannuel Macron menyatakan penolakannya terhadap kebijakan Putin tersebut.

"Ini tidak sejalan dengan apa yang sudah disepakati," tambah dia.

Simak Video 'Zelensky Tegas Minta Eropa Berhenti Beli Minyak ke Rusia':






(kil/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork