Dalam artikel itu, Pertamina disebut sedang mempertimbangkan untuk membeli minyak mentah dari Rusia untuk kebutuhan pada kilang yang baru direnovasi.
Nama Pertamina disandingkan dengan Neftochim Burgas asal Bulgaria, Miro dari Jerman, PCK Schwedt dari Jerman, Leuna dari Jerman, Hellenic Petroleum dari Yunani, ISAB dari Italia, MOL dari Hungaria, Zeeland dari Belanda, Petroleum Hindustan dari India, Indian Oil Corp dari India, dan Energi Nayara dari India.
Daftar serupa juga diterbitkan oleh Al-Jazeera dalam artikel berjudul List Of Companies Still Buying Russian Crude Oil pada 29 Maret 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam catatan detikcom, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati blak-blakan BUMN yang dipimpinnya akan membeli minyak Rusia. Hal ini dilakukan setelah perbaikan atau revamping kilang di Balongan, Indramayu, Jawa Barat selesai.
"Dengan revamping ini maka Balongan lebih terbuka lebih fleksibel menggunakan crude apapun. Di tengah situasi geopolitik, kita melihat ada opportunity untuk membeli dari Rusia dengan harga yang baik Pak Taufik sudah approach," dalam Rapat Pendapat dengan Komisi VI DPR Senin (28/3/2022).
Nicke mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak dari Kementerian Luar Negeri hingga Bank Indonesia.
Dia meyakini hal ini pihaknya tak melanggar aturan. Nicke juga menyinggung nantinya soal pembayaran minyak yang dibeli Pertamina akan dilakukan melalui India.
"Kami sudah koordinasi dengan Deplu. Kami sudah koordinasi dengan BI (Bank Indonesia) untuk masalah ini karena isu politis. Nggak masalah sepanjang perusahaan yang kita deal, nggak kena sanksi. Untuk pembayaran mungkin nanti melalui India. Kita koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri," papar Nicke.
Nicke mengklaim transaksi yang dilakukan akan berupa bussiness to bussiness, jadi tidak lagi melihat aspek politis.
"Secara politis nggak, ini secara bussiness to bussiness, sepanjang perusahaan yang kita beli minyaknya nggak kena sanksi," kata Nicke.
(hal/ara)