Dirut PLN Jamin Sistem Digital Rantai Pasok Kelistrikan Makin Baik

Dirut PLN Jamin Sistem Digital Rantai Pasok Kelistrikan Makin Baik

Atta Kharisma - detikFinance
Sabtu, 09 Apr 2022 20:57 WIB
PLN
Foto: dok. PLN
Jakarta -

PT PLN (Persero) tengah menyempurnakan sistem digital rantai pasok material kelistrikan terpadu. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo pun memantau Gudang Unit Layanan Pelanggan (ULP) Cikarang Kota dan Gudang Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bekasi.

"Kedatangan kami bukan ingin sidak, sebenarnya ingin kangen-kangenan dengan tim di unit sekaligus bagaimana upaya kita bisa meningkatkan pelayanan dan memperbaiki proses bisnisnya. Dari yang kami lihat, memang butuh perbaikan untuk tata kelola rantai pasok material kelistrikan ini. Dari tata kelolanya, kita harus membangun sistem informasi manajemen," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/4/2022).

Ia menjelaskan digitalisasi rantai pasok material kelistrikan sangat penting bagi PLN. Sebab, jumlah material yang dikelola di gudang-gudang PLN sangat banyak dan bervariasi, sehingga mustahil dapat dikelola dengan baik secara manual.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"PLN memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan pelayanan prima kepada lebih dari 82 juta pelanggan. Diperlukan sistem informasi rantai pasok material kelistrikan yang terpadu agar setiap permintaan pelanggan, mulai dari keluhan, penyambungan baru, hingga tambah daya dapat dilayani dengan cepat," paparnya.

Dalam kunjungan tersebut, Darmawan mendapati ketersediaan material sudah memadai. Pergerakan material mulai dari diterima oleh Unit Induk dari Pabrikan, didistribusikan ke UP3, ULP, hingga ke petugas di lapangan telah menggunakan Aplikasi Gudang Online dan SAP.

ADVERTISEMENT

Kendati demikian, ia menilai sistem digital yang telah diterapkan masih membutuhkan perbaikan di berbagai aspek. Misalnya dari sisi material Fast Moving, karena ditemukan adanya disparitas antara jumlah stok yang ada di aplikasi dengan jumlah stok real di dalam gudang. Hal ini berdampak pada tidak akuratnya perencanaan pengadaan material.

Sebagai contoh, stok kWh meter untuk penyambungan baru pelanggan atau Miniature Circuit Breaker (MCB) yang dibutuhkan untuk penambahan daya. Laju ketersediaan material yang sangat cepat membuat unit layanan terkadang kehabisan stok material tersebut, sehingga membuat proses pelayanan kepada pelanggan menjadi tertunda.

"Ujung-ujungnya ini berdampak pada tidak optimalnya pelayanan kepada masyarakat," ungkapnya.

Baca selanjutnya

Selain itu, Darmawan juga menemukan bahwa material/aset yang sudah terpasang dikembalikan karena satu dan lain hal (material return). Masalah ini juga belum terkelola melalui sistem digital dan masih harus dikelola secara manual.

"Apakah aset tersebut masih bisa digunakan di tempat lain (relokasi), atau sudah rusak tetapi masih bisa diperbaiki, atau bisa juga sudah tidak bisa digunakan lagi. Ini juga perlu dikelola dengan baik melalui sistem digital," ucapnya.

Ia pun langsung membentuk Tim Task Force Digitalisasi Pengelolaan Inventori untuk bisa segera menyelesaikan persoalan tersebut. Menurutnya, perlu ada review dan laporan day-to-day agar pengawasan bisa berjalan lebih optimal.

Darmawan berharap seluruh proses bisnis pengelolaan inventori di gudang PLN dapat menjadi lebih simpel, rapi serta proaktif dalam memastikan ketersediaan material. Seluruh prosesnya juga dapat dimonitor mulai dari jajaran direksi hingga petugas di lapangan.

Dengan adanya perbaikan ini, ia optimis pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan lebih baik.

"Ke depan tidak ada lagi cerita di mana pelanggan tidak terlayani dengan cepat karena permasalahan dalam pengelolaan material," pungkasnya.


Hide Ads