Selain itu, Darmawan juga menemukan bahwa material/aset yang sudah terpasang dikembalikan karena satu dan lain hal (material return). Masalah ini juga belum terkelola melalui sistem digital dan masih harus dikelola secara manual.
"Apakah aset tersebut masih bisa digunakan di tempat lain (relokasi), atau sudah rusak tetapi masih bisa diperbaiki, atau bisa juga sudah tidak bisa digunakan lagi. Ini juga perlu dikelola dengan baik melalui sistem digital," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun langsung membentuk Tim Task Force Digitalisasi Pengelolaan Inventori untuk bisa segera menyelesaikan persoalan tersebut. Menurutnya, perlu ada review dan laporan day-to-day agar pengawasan bisa berjalan lebih optimal.
Darmawan berharap seluruh proses bisnis pengelolaan inventori di gudang PLN dapat menjadi lebih simpel, rapi serta proaktif dalam memastikan ketersediaan material. Seluruh prosesnya juga dapat dimonitor mulai dari jajaran direksi hingga petugas di lapangan.
Dengan adanya perbaikan ini, ia optimis pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan lebih baik.
"Ke depan tidak ada lagi cerita di mana pelanggan tidak terlayani dengan cepat karena permasalahan dalam pengelolaan material," pungkasnya.
(prf/hns)