Sesuaikan Harga BBM, Pertamina Upayakan Jaga Daya Beli Masyarakat

Muhamad Yoga Prastyo - detikFinance
Senin, 11 Apr 2022 16:44 WIB
Foto: Dok. Pertamina
Jakarta -

Pemerintah bersama Pertamina menetapkan Pertalite sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP). Hal ini dilakukan agar harga Pertalite tetap terjangkau di kisaran Rp 7.650 per liter, sekaligus menjaga daya beli masyarakat agar perekonomian tetap tumbuh. Begitu juga halnya dengan biosolar yang harganya disubsidi pemerintah sehingga tetap berada di kisaran Rp 5.150 per liter.

Tak hanya itu, Pertamina juga menyesuaikan harga Pertamax dari Rp 16.000 menjadi Rp 12.500 per liter. Dengan demikian, Pertamina tetap menanggung selisih harga jual Pertamax.

Penyesuaian ini dilakukan Pertamina guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan menjaga keseimbangan antara daya beli masyarakat dan memastikan kemampuan keuangan perusahaan dalam menjamin suplai BBM ke seluruh masyarakat.

"Baik Biosolar maupun Pertalite merupakan jenis BBM yang mendapatkan dukungan dari pemerintah dalam bentuk subsidi atau kompensasi, sehingga harganya tetap," kata VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fajriyah Usman dalam keterangan tertulis, Senin (11/4/2022).

Menurutnya, Pertamina pun menyadari kondisi masyarakat sehingga tidak menjual BBM Non Subsidi dengan harga tinggi. Oleh karena itu, Pertamina mengambil batas atas sebagaimana yang ditentukan dalam formulasi penentuan harga BBM umum.

Selama ini, harga BBM yang dijual Pertamina pun selalu lebih rendah jika dibandingkan dengan SPBU lain yang beroperasi di Indonesia. Seperti ketika harga Pertamax (RON 92) dilakukan penyesuaian, maka harga BBM sejenis yang dijual SPBU lain harganya jauh di atas Pertamina, bahkan melebihi Rp 16.000 per liter.

Perbedaan harga juga terlihat pada BBM Non Subsidi jenis Pertamax Turbo (RON 98). Harga di SPBU Pertamina Rp 14.500 per liter sementara SPBU lainnya ada yang menjual dengan harga Rp18.040 per liter.

Diakui Fajriyah, ada banyak faktor yang mendorong Pertamina untuk menyesuaikan harga BBM Non Subsidi. Pertama yaitu karena adanya kenaikan harga BBM dan LPG di seluruh dunia akibat situasi geopolitik Rusia-Ukraina yang menyebabkan berkurangnya suplai minyak mentah dunia.

Kedua yaitu karena Pertamax dan Pertamax Turbo merupakan BBM Non Subsidi yang memiliki volume penjualan hanya 14% dari total penjualan BBM Pertamina. Selain itu, pembeli BBM jenis ini juga umumnya didominasi oleh masyarakat mampu. Oleh karena itu seiring dengan pulihnya ekonomi nasional, maka Pertamina melakukan penyesuaian.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>




(akn/hns)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork