2. Harga LPG 3 Kg
Arifin juga memberi sinyal bahwa LPG 3 Kg akan naik dalam jangka menengah dan panjang. Hal ini untuk mengurangi tekanan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan menjaga inflasi.
Awalnya dia mengatakan dalam jangka pendek pemerintah akan meningkatkan pengawasan pendistribusian LPG 3 kg tepat sasaran, bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan aparat penegak hukum, dan uji coba penjualan dengan aplikasi MyPertamina di 34 kabupaten/kota pada 2022
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Serta melakukan penyesuaian formula LPG 3 kg," tutur Arifin.
Sementara untuk jangka menengah, pemerintah akan melakukan substitusi kompor LPG dengan kompor induksi (listrik), jaringan gas kota (jargas) yang diharapkan mencapai 1 juta rumah tangga per tahun. Kemudian, mengubah skema subsidi yang kini berbasis pada komoditas menjadi subsidi langsung ke penerima. Serta, substitusi dengan Dimethyl Ether (DME) untuk mengurangi 1 juta metrik ton LPG pada 2027.
"Dan penyesuaian harga jual eceran untuk mengurangi tekanan APBN dan menjaga inflasi, serta percepatan program biogas," ucapnya.
3. Harga BBM Pertalite-Solar
Dalam jangka menengah dan panjang juga direncanakan penyesuaian harga Pertalite dan Solar. Selain itu, akan dilakukan pengamanan dengan peningkatan cadangan operasional dari 21 hari menjadi 30 hari.
"Dalam jangka menengah dan panjang kita akan melakukan optimalisasi campuran bahan bakar nabati dalam solar, penyesuaian harga Pertalite, minyak solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti antara lain KBLBB, BBG, bioethanol, BioCNG, dan lain-lain," kata Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (13/4/2022).
Seperti diketahui, harga Pertalite dan Solar subsidi pada periode 1 April 2022 ini tidak mengalami perubahan, di mana masing-masing masih dipertahankan pada Rp 7.650 per liter dan Rp 5.150 per liter. Sementara harga Pertamax (RON 92) sudah dinaikkan menjadi Rp 12.500-13.000 per liter dari sebelumnya Rp 9.000-9.400 per liter.
(aid/ara)