PT Timah menjadi salah satu perusahaan yang akan mengembangkan pengelolaan logam tanah jarang di Indonesia. Direktur Utama PT Timah Achmad Ardianto mengatakan saat ini pihaknya sedang mencari teknologi untuk mengekstraksi rare earth dari mineral monasit. Mineral tersebut banyak ditemukan di hasil tambang timah.
Achmad mengatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan Canada Rare Earth Corporation untuk meneliti pengolahan logam tanah berbasis teknologi. Kerja sama ini bertujuan mencari teknologi yang dapat mengekstraksi rare earth dengan produksi 1.000 ton per tahun.
Menurut Achmad kebanyakan teknologi yang ada digunakan untuk memproduksi rare earth 4.000 ton per tahun. Sedangkan dari total potensi rare earth yang ada di Indonesia lebih cocok memakai teknologi yang dapat memproduksi 1.000 ton per tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini ada agreement dengan Canadian Rare Earth Corporation itu g to g, di-endorse oleh Kedubes Kanada. Kami melakukan kerja sama penelitian untuk mencari teknologi yang bisa di-scale down ke 1.000 ton," ungkap Achmad.
Proses penelitian diharapkan selesai tahun ini, di mana pada akhir tahun pihaknya bisa memutuskan apakah teknologi tersebut digunakan atau tidak. Bila teknologinya cocok maka tahapan EPC atau desain awal proyek pengolahan rare earth akan dimulai secara komersial.
"Kami harapkan tahapan penelitian bisa tuntas sebelum akhir tahun, jadi bisa kita putuskan go atau not go dengan teknologi ini. Kalau nggak cocok bisa kita cari yang lain," jelas Achmad.
(fdl/fdl)