Luhut Ungkap Lagi Bahas Energi Hijau Bareng Tesla

Luhut Ungkap Lagi Bahas Energi Hijau Bareng Tesla

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 12 Mei 2022 22:49 WIB
Luhut cs Bertemu Elon Musk
Foto: Dok. Istimewa: Pertemuan Luhut dengan Bos Tesla Elon Musk
Jakarta -

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap pemerintah sedang membahas energi hijau dengan tim Tesla yang datang ke Indonesia.

Hal ini dikatakan Luhut dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) terkait bisnis rendah karbon di Indonesia hari ini. Agenda itu diselenggarakan di Washington DC, Luhut datang secara fisik dan memberikan sambutan secara langsung.

"Bisnis saat ini selalu berbicara tentang energi hijau. Seperti sangat detail (kita) membahas juga dengan Tesla, bagian dari diskusi juga tentang energi bersih," kata Luhut dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) PT Pertamina (Persero) dengan Chevron New Ventures Pte. Ltd, Kamis (12/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut bercerita, selama lima hari terakhir tim Tesla datang untuk melihat bagaimana Indonesia mengelola iklim. Terutama berkaitan dengan masalah karbon di Indonesia.

"Jadi tim telah bekerja selama lima hari terakhir di Indonesia untuk melihat bagaimana kita mengelola iklim juga, tentang masalah karbon di Indonesia dan mereka sangat, sangat senang," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Luhut juga menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk transisi energi ke energi terbarukan. Hal ini juga yang disebutnya disampaikan kepada tim Tesla.

"Dan inovasi pemerintah, target yang net zero 2060, yang hal itu bisa kita lakukan lebih awal, dengan dukungan teknologi dan finansial," terangnya.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Berkaitan dengan komitmen Indonesia dalam transisi energi ke energi terbarukan, Luhut juga memamerkan bahwa kawasan hijau (hutan) di Indonesia sangat melimpah. Tentu kawasan hijau ini dibutuhkan untuk potensi transisi energi.

"Saya pikir sepertinya 70% kredit karbon (kawasan hijau/hutan) secara global ada di Indonesia. Kami memiliki kehutanan, kami memiliki bakau, gambut, tanah, rumput laut, terumbu karang," tuturnya.

Dalam kesempatan, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan Pertamina, sebagai BUMN energi terbesar di Indonesia, terus berkomitmen untuk mempercepat transisi energi sesuai dengan target pemerintah.

"Kemitraan ini merupakan langkah strategis bagi Pertamina dan Chevron untuk saling melengkapi kekuatan masing-masing, serta mengembangkan proyek dan solusi energi rendah karbon untuk mendorong kemandirian dan ketahanan energi dalam negeri," ujarnya.

Ia menyebut, Pertamina juga telah melakukan diversifikasi pengembangan geothermal, antara lain yang saat ini tengah berjalan sebagai pilot project adalah green hydrogen yang dikembangkan di Area Ulubelu dengan target produksi 100 kg per hari dan brines to power yang dikembangkan di Area Lahendong serta memiliki potensi kapasitas 200 MW dari beberapa area kerja lainnya.

Nike meyakini, kerja sama ini akan bisa berlanjut, mengingat Indonesia sendiri memiliki potensi besar untuk energi baru terbarukan.

"Bekerja sama dengan berbagai pihak, Pertamina juga tengah mengembangkan penerapan Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization, and Storage (CCUS) sebagai salah satu strategi perseroan mengurangi emisi karbon di dua lapangan migas yakni Gundih dan Sukowati. Pertamina juga sedang mengkaji komersialisasi penerapan teknologi CCUS di wilayah Sumatera," jelasnya


Hide Ads