Dilansir dari BBC, Rabu (27/4/2022), pasokan gas dihentikan setelah Rusia mengatakan dua negara itu masuk dalam daftar negara yang bukan sahabat. Rusia meminta negara-negara itu harus mulai membayar gas dalam mata uang Rubel atau pasokan gas akan dihentikan. Polandia dan Bulgaria sendiri telah menolak untuk membayar gas dengan Rubel.
Polandia diketahui memenuhi sebagian besar impor gasnya dan membeli 53% impornya dari perusahaan Rusia pada kuartal pertama tahun ini. Sementara itu, Bulgaria saat ini menggantungkan 90% pasokan gasnya dari Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski baru tiga negara yang pasokan gasnya dihentikan, Putin masih terus menekan negara lainnya dengan ancaman penghentian pasokan gas. Khususnya, negara-negara yang masuk ke dalam daftar negara tidak bersahabat.
Swiss salah satunya, bahkan negara itu mulai mencari pertolongan langsung ke Indonesia. Hal itu terungkap dalam pertemuan bilateral di acara World Economic Forum di Davos, Swiss antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia Arifin Tasrif dengan Menteri Lingkungan, Transportasi, Energi dan Komunikasi Swiss Simonetta Sommaruga.
Arifin mengatakan, salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan itu adalah mengenai pasokan gas ke Uni Eropa yang terganggu, imbas dari invasi Rusia ke Ukraina. Sejumlah negara di Eropa menyetop pembelian gas ke Rusia sebagai bentuk sanksi kepada negara yang dipimpin Vladimir Putin itu.
"Dibahas mengenai persoalan energi saat ini, di mana konflik yang terjadi saat ini menyebabkan harga energi naik dan kesulitan supply. Menanyakan kemungkinan Indonesia untuk bisa mengalokasikan LNG-nya untuk Eropa," ujar Arifin ditemui usai pertemuan di House of Swiss, Davos, Swiss, Minggu (22/5/2022).
Dikutip dari Swissinfo, Swiss memang salah satu negara yang paling bergantung terhadap pasokan gas impor. Sejauh ini, sanksi yang diberikan oleh Uni Eropa kepada Rusia cukup berdampak terhadap Swiss, meski negara ini bukan anggota dari Uni Eropa.
Menteri Ekonomi Swiss Guy Parmelin mengatakan, situasi ini akan sulit bagi Swiss.
"Swiss benar-benar bergantung pada impor minyak dan gas," ujar Parmelin.
Gas berkontribusi 15% terhadap total konsumsi energi di Swiss, yang mana kebanyakan digunakan untuk memasak dan penghangat. Setengah pasokannya berasal dari Rusia.
(hal/das)