Rusia saat ini dikenal sebagai negara produsen dan pemasok energi terbesar di dunia. Reputasi ini dibangun hampir setengah abad.
Namun Presiden Rusia Vladimir Putin disebut merusak citra tersebut dalam waktu singkat karena invasi yang dilakukan kepada Ukraina.
Menteri Energi Amerika Serikat (AS) Jennifer Granholm mengungkapkan jika pihaknya tak lagi percaya dengan julukan Rusia sebagai negara penghasil sumber energi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tak lagi percaya dengan Rusia," ujar dia dikutip dari CNN Business, Jumat (27/5/2022).
Memang invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina membuat harga minyak meroket gila-gilaan. Harga bensin dan solar di AS juga berada di level tertinggi dalam sejarah. Tak cuma itu harga gas alam juga ikut terkerek naik.
Negara barat ramai-ramai memberikan sanksi untuk Rusia. Namun Putin langsung membalas dengan memberikan aturan untuk negara yang tidak bersahabat dengan Rusia harus membayar gas alam dalam mata uang Rubel.
Akibat masalah ini, Rusia telah menghentikan aliran gas ke Finlandia, Bulgaria dan Polandia. Granholm menyebutkan Rusia membentengi diri mereka dengan energi.
"Kita harus beralih ke sumber energi lain," jelasnya.
Granholm menyebutkan negara-negara harus berinvestasi dalam energi bersih atau energi baru terbarukan. "Tak ada negara yang dilarang untuk mengakses tenaga matahari atau angin. Kita perlu pindah ke sumber energi yang tak bisa dijadikan senjata balasan," imbuh dia.
Dia menyebut saat ini memang ekonomi dunia masih bergantung pada bahan bakar fosil. Hal ini yang menyebabkan pemerintahan Biden secara jor-joran menguras minyak dari Cadangan Minyak Strategis untuk mengumpulkan minyak dan menahan harga.
(kil/das)