Mendukung pernyataan Mamit mengenai regulasi BBM dengan harga subsidi, pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi, mengatakan bahwa menurutnya perlu dibuat kriteria yang sederhana bagi para konsumen BBM dengan harga subsidi untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan kesulitan dalam mengontrol.
"Kalau sekarang untuk distribusi tertutup bagi Pertalite dan solar itu menurut saya langkah yang bagus. Tapi harus tepat dan akuntabel siapa yang berhak beli. Karena ini melibatkan harga subsidi dan harga non-subsidi. Pembuatan kriteria ini cukup sulit, penerapannya lebih sulit lagi kecuali kriterianya itu dibuat sederhana misalnya yang boleh menggunakan Pertalite sepeda motor dan kendaraan pengangkut orang dan barang saja, diluar itu harus pertamax. Itu bisa coba diaplikasikan," ujar Fahmy.
Terlepas dari posisi Pertalite sebagai JBKP, Fahmy mengatakan bahwa seharusnya harga Pertamax, Pertamax Turbo dan Pertamax Dex dapat ditentukan mengikuti harga mekanisme pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya menambahkan bahwa secara perhitungan kasar bila harga Pertamax ke atas dilepas oleh pemerintah untuk menyesuaikan dengan harga keekonomian, tidak akan terlalu berpengaruh pada inflasi, mengingat para penggunanya ialah yang menengah ke atas.
"Jumlah konsumsi Pertamax itu kasarnya hanya di kisaran 12%, tidak akan terlalu berpengaruh pada inflasi. Berbeda dengan Pertalite yang konsumsinya sampai 60-70% dari total konsumen, pasti akan berpengaruh," ujar Fahmy.
Fahmy juga menambahkan bahwa menurutnya pemerintah mampu meringankan beban tersebut apabila langsung membayarkan beban kompensasi. Utang pemerintah inilah yang akan sangat bermanfaat bagi Pertamina dalam menghadapi defisit.
"Tapi masalahnya beban kompensasi itu tidak dibayarkan langsung oleh pemerintah. Agar Pertamina tidak berdarah-darah, pemerintah dapat melakukan beberapa upaya seperti membantu lewat dana APBN. APBN mampu karena pemerintah juga mendapat keuntungan dari harga minyak yang kita dapatkan dari mengekspor 700 barel per hari dengan harga yang sedang tinggi itu. Tetap itu bisa meringankan," ujar Fahmy.
Fahmy juga menambahkan kalau keuntungan ekspor komoditas lain seperti batubara dan nikel yang harganya sedang naik ini masih cukup untuk memberikan subsidi terhadap konsumen Pertalite dan solar.
Simak Video "Video: Pertamina Pastikan Stok BBM Aman Selama Masa Lebaran 2025"
[Gambas:Video 20detik]
(das/das)