Tarif Listrik di Atas 3.000 VA Mau Naik, Siasati Dompet Biar Nggak Jebol

Tarif Listrik di Atas 3.000 VA Mau Naik, Siasati Dompet Biar Nggak Jebol

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 07 Jun 2022 15:36 WIB
Warga memasukkan pulsa token listrik di salah satu indekos di kawasan Sunter Jaya, Jakarta, Senin (19/7/2021). Pemerintah memutuskan memperpanjang stimulus program ketenagalistrikan saat berlangsungnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berupa diskon tarif tenaga listrik, pelaksanaan pembebasan biaya beban atau abonemen 50 persen serta pembebasan penerapan ketentuan rekening minimum 50 persen sampai dengan triwulan IV atau hingga Desember 2021. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Jakarta -

Tarif listrik golongan 3.000 VA dipastikan akan naik dengan nominal yang belum dapat diketahui publik. Hal ini telah dipastikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Sebagai salah satu kebutuhan wajib bulanan, publik mengkhawatirkan kenaikan ini akan berimbas pada melonjaknya tagihan listrik bulanan.

Perencana Keuangan Tatadana Consulting Tejasari Assad mengatakan bahwa kekhawatiran juga turut melanda dirinya akibat kenaikan tarif dasar listrik ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan bahwa ada beberapa pilihan yang dapat dipertimbangkan untuk mengatur keuangan dalam situasi ini. Yang pertama ialah memindahkan budget listrik ini atau dapat dikatakan anggarannya di tambah dengan mengurangi budget atau pengeluaran yang lain.

"Cuman budget apa nih yang kita kurangin. Nah itu yang perlu kita cek dari budget bulanan yang kita buat. Apakah itu dengan mengurangi budget liburan, budget belanja, dan lain sebagainya," ujar Tejasari.

ADVERTISEMENT

Kemudian, Tejasari menambahkan kalau langkah kedua ialah dengan periksa kondisi rumah. Dari mulai periksa sekringnya, hingga peralatan-peralatan elektronik yang disinyalir mengkonsumsi energi terlalu besar.

"Cek dulu kondisi rumah, siapa tahu ada bagian yang bisa kita hemat. Lihat alat elektronik yang terlalu boros listrik, periksa sekringnya kalau-kalau perlu dirapikan biar arus listriknya bisa dihemat. Kita melakukan penghematan sehingga budgetnya bisa tetap sama," tambahnya.

Meski begitu Tejasari mengatakan bahwa pilihannya kembali kepada diri kita sendiri. Bagi dirinya, langkah yang paling tepat ialah dengan melakukan penghematan.

"Mumpung lagi naik harga listriknya, yaudah kita coba sekalian cek-cek rumah dan lihat apa saja yang bisa dihemat. Syukur-syukur ternyata banyak loh yang bisa dihemat dari rumah dan malah tarif listrik kita jauh lebih murah dari sebelumnya," tutur dia.

Tejasari menambahkan kalau sebenarnya ada satu cara lagi bila tidak ingin memilih antara dua langkah tadi, ialah dengan mencari penghasilan tambahan sehingga dana tersebut bisa tertutupi.

Melengkapi pernyataan Tejasari mengenai mencari penghasilan tambahan, pengamat keuangan Andy Nugroho mengungkapkan kalau mencari penghasilan tambahan bisa jadi menjadi salah satu solusi apabila tidak bisa melakukan penghematan.

"Kalau tidak mau berarti kita mesti pikirkan cara untuk menambah pemasukan," ujar Andy.

Lanjut di halaman berikutnya.

Andy mengatakan kalau mengurangi penggunaan listrik memang merupakan solusi terbaik, namun hal itu bisa menjadi sulit karena biasanya pelanggan golongan 3.000 VA ini ialah mereka yang memiliki rumah mewah dengan berbagai peralatan elektronik.

"Mulai dari AC, Water Heater, dan lain sebagainya. Cukup sulit untuk mengurangi penggunaan listriknya karena beroperasi di rumah sebesar itu juga," tambahnya.

Meski begitu, Andy tetap menyarankan untuk melakukan penghematan penggunaan listrik. Apabila berimbas ke tagihan hingga memakan biaya yang cukup besar, kita juga bisa mengurangi anggaran pengeluaran lainnya.

"Jadi kita juga bisa kurangi kebutuhan lainnya seperti kebutuhan senang-senang, jajan dan ngopi dikurangi. Kebutuhan-kebutuhan yang tidak terlalu urgent lah yang bisa kita kurangi," ujar Andy.

Andy juga menegaskan kalau kebijakan ini bukan lah sesuatu hal yang bisa kita tolak dan hindari, apalagi kita negosiasikan sehingga bagaimanapun harus kita hadapi. "Ya sudah ya hadapi saja," tutupnya.



Simak Video "Video: Pemerintah Batal Beri Diskon Tarif Listrik 50 Persen, Kenapa?"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads