Begini Cara Siasati 'Vampir' Listrik Saat Tagihan Melejit

Begini Cara Siasati 'Vampir' Listrik Saat Tagihan Melejit

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 07 Jun 2022 19:15 WIB
Warga memasukkan pulsa token listrik di salah satu indekos di kawasan Sunter Jaya, Jakarta, Senin (19/7/2021). Pemerintah memutuskan memperpanjang stimulus program ketenagalistrikan saat berlangsungnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berupa diskon tarif tenaga listrik, pelaksanaan pembebasan biaya beban atau abonemen 50 persen serta pembebasan penerapan ketentuan rekening minimum 50 persen sampai dengan triwulan IV atau hingga Desember 2021. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Jakarta -

Tarif dasar listrik golongan 3.000 VA ke atas akan naik. Hal ini telah dipastikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Meski begitu, belum ada informasi lebih lanjut mengenai berapa besar kenaikan tarif listrik tersebut.

Sebagai salah satu kebutuhan wajib bulanan, publik mengkhawatirkan kenaikan ini akan berimbas pada melonjaknya tagihan listrik bulanan. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mulai terbiasa melakukan langkah-langkah penghematan energi. Salah satu cara paling ampuh ialah dengan membasmi 'vampir listrik.'

Vampir listrik adalah alat-alat elektronik yang masih menghisap energi walau sudah dimatikan, atau standby power. Vampir listrik inilah yang membahayakan tagihan listrik di rumah kita, membuat kita boros energi sehingga tagihan listrik menjadi mahal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pernyataannya kepada detikcom pada tahun 2016 silam, pengamat energi Aris Yunanto mengungkapkan bahwa vampir-vampir listrik ini membuat tagihan listrik per bulan lebih boros sekitar 5% hingga 8%. Energi yang disedot vampir listrik tak terasa, sedikit demi sedikit menjadi bukit.

"Total pemborosan dari vampir listrik mungkin 5-8% dari tagihan per bulan. Jadi misalnya tagihan per bulan Rp 1 juta, bengkak Rp 80.000 per bulan," ujar Aris kepada detikcom, Senin (24/10/2016) silam.

ADVERTISEMENT

Yang membuat vampir listrik ini juga berbahaya ialah kemunculannya yang sering kali tidak disadari karena kebiasaan-kebiasaan sederhana. Misalnya tidak mencabut charger yang tidak terpakai dari stop kontak setelah mengisi daya handphone.

"Banyak yang membiarkan vampir energi di dalam rumah. Misalnya daripada menyalakan terus lampu, mending buka jendela dan gorden biar terang. AC, TV, stereo set yang standby, juga charger handphone yang tidak dicabut juga vampir listrik," ujar Aris.

Untuk mengusir vampir listrik atau vampir energi ini dari rumah, caranya sederhana saja yaitu dengan mengubah kebiasaan-kebiasaan memboroskan energi. Kita juga bisa memulai kebiasaan dengan meminimalisir penggunaan alat-alat bertenaga listrik dan menggunakan energi alternatif dari alam.

Mendukung langkah penghematan energi ini, Perencana Keuangan Tatadana Consulting Tejasari Assad mengungkapkan kalau menurutnya langkah tersebut adalah pilihan yang paling tepat dalam membantu menekan budget listrik bulanan.

Ia menambahkan kalau langkah tersebut bisa dimulai dari periksa kondisi rumah. Dari mulai periksa sekringnya, hingga peralatan-peralatan elektronik yang disinyalir mengkonsumsi energi terlalu besar.

"Mumpung lagi naik harga listriknya, yaudah kita coba sekalian cek-cek rumah dan lihat apa saja yang bisa dihemat. Syukur-syukur ternyata banyak loh yang bisa dihemat dari rumah dan malah tarif listrik kita jauh lebih murah dari sebelumnya," tutur dia kepada detikcom, Selasa (07/06/2022).

"Lihat alat elektronik yang terlalu boros listrik, periksa sekringnya kalau-kalau perlu dirapikan biar arus listriknya bisa dihemat," tambahnya.

Lanjut di halaman berikutnya.

Selain itu, langkah lainnya yang bisa menjadi pilihan menurut Tejasari ialah memindahkan budget listrik tersebut atau dapat dikatakan anggarannya di tambah dengan mengurangi budget atau pengeluaran yang lain.

"Cuman budget apa nih yang kita kurangin. Nah itu yang perlu kita cek dari budget bulanan yang kita buat. Apakah itu dengan mengurangi budget liburan, budget belanja, dan lain sebagainya," ujar Tejasari.

Tejasari menambahkan kalau sebenarnya ada satu cara lagi bila tidak ingin memilih antara dua langkah tadi, ialah dengan mencari penghasilan tambahan sehingga dana tersebut bisa tertutupi.

Melengkapi pernyataan Tejasari mengenai mencari penghasilan tambahan, pengamat keuangan Andy Nugroho mengungkapkan kalau mencari penghasilan tambahan bisa jadi menjadi salah satu solusi apabila tidak bisa melakukan penghematan energi.

"Kalau tidak mau berarti kita mesti pikirkan cara untuk menambah pemasukan," ujar Andy.

Andy mengatakan kalau mengurangi penggunaan listrik memang merupakan solusi terbaik, namun hal itu bisa menjadi sulit karena biasanya pelanggan golongan 3.000 VA ini ialah mereka yang memiliki rumah mewah dengan berbagai peralatan elektronik.

"Mulai dari AC, Water Heater, dan lain sebagainya. Cukup sulit untuk mengurangi penggunaan listriknya karena beroperasi di rumah sebesar itu juga," tambahnya.

Meski begitu, Andy tetap menyarankan untuk melakukan penghematan penggunaan listrik. Apabila berimbas ke tagihan hingga memakan biaya yang cukup besar, kita juga bisa mengurangi anggaran pengeluaran lainnya.

Andy juga menegaskan kalau kebijakan ini bukan lah sesuatu hal yang bisa kita tolak dan hindari, apalagi kita negosiasikan sehingga bagaimanapun harus kita hadapi. "Ya sudah ya hadapi saja," tutupnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Pemerintah Batal Beri Diskon Tarif Listrik 50 Persen, Kenapa?"
[Gambas:Video 20detik]
(das/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads