Pemerintah berencana mengalihkan anggaran subsidi Gas LPG 3 kilogram ke program percepatan penggunaan kompor listrik untuk rumah tangga. Terkait wacana ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut akan mengeceknya ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji memberikan sedikit penjelasan. Tutuka menganggap realokasi subsidi LPG ke kompor listrik perlu dilakukan.
"Tapi itu langkahnya perlu untuk mengurangi impor LPG, pada prinsipnya itu," katanya saat ditemui wartawan, Senin (20/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tutuka menyebut Ditjen ESDM akan berkoordinasi dengan pihak terkait tentang rencana ini. Menurutnya ini dilakukan untuk menghindari tumpang tindih.
Baca juga: 3 Blok Migas RI Resmi Dikuasai Asing |
"Jadi yang diganti oleh listrik jangan diganti juga oleh gas kita, kita udah koordinasi sama mereka. Jadi jangan tumpuk-tumpuk udah diganti dengan listrik ganti lagi dengan gas, nggak," tambahnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pihaknya menargetkan penambahan 15 juta rumah tangga yang menggunakan kompor listrik.
Darmawan menyebut PLN sedang menggodok program pemerintah untuk mengalihkan subsidi LPG ke percepatan penggunaan kompor induksi. Ini termasuk untuk pembelian kompor listriknya dan juga dengan utensil-nya bantuan dari pemerintah.
Dengan realokasi tersebut maka subsidi yang biasanya diberikan ke LPG sampai Rp 11.000 per kg akan menjadi hanya Rp 3.000 untuk listrik. Jadi, harga penggunaan listriknya bisa Rp 7.000 setara dengan harga per kg LPG 3 kg yang disubsidi.
(das/das)