Bukan cuma harga minyak mentah yang mahal, sebagai negara kepulauan, pola distribusi avtur di Indonesia memang butuh ongkos banyak. Pertamina sejauh ini menyediakan avtur ke 69 bandara di Indonesia.
Yang paling singkat saja, dari kilang avtur harus diantar dengan kapal tanker menuju depo. Dari depo diantar menggunakan truk lagi ke bandara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sampaikan juga, di Indonesia ini memang kompleksitas suplai dan distribusi BBM dan avtur sangat kompleks," ungkap Riva.
Nah, dari kilang menuju bandara, alat angkut yang digunakan pun butuh BBM, misalnya truk angkut untuk jalur darat. Solar yang jadi bahan bakar truk itu saja harganya sudah mahal.
"Selain biaya produk avtur sendiri yang sudah mahal, di dalam hadirkan avtur itu ke 69 wilayah memang banyak gunakan alat-alat angkut transportasi darat yang bahan bakarnya terpengaruh harga minyak dunia juga," papar Riva.
Harga avtur di Indonesia menang melonjak tajam, menurut pengakuan Susi Pudjiastuti selaku pemilik maskapai Susi Air, harga avtur sudah naik 50%. Eks Menteri Kelautan dan Perikanan itu memaparkan pada Januari avtur harganya cuma Rp 12.000, namun saat ini sudah mencapai Rp 18.197 per liter.
"Jadi sudah naik Rp 6.200 itu berarti sudah 50% kenaikannya. Plus PPN nambah 10%," kata Susi dalam webinar yang sama.
(hal/ara)