Kinerja PLN soal Efisiensi Anggaran Subsidi Listrik Diapresiasi BPK

Kinerja PLN soal Efisiensi Anggaran Subsidi Listrik Diapresiasi BPK

Sukma Nur Fitriana - detikFinance
Rabu, 27 Jul 2022 20:42 WIB
Salah satu mitra PLn yang memproduksi kWh Meter listrik adalah PT Smart Meter Indonesia. Yuk lihat pembuatan kWh Meter yang berada di Tangerang, Banten, tersebut.
Foto: Dok. PLN

Darmawan meminta seluruh jajarannya untuk dapat terbuka dengan BPK agar tantangan yang ada di masa datang dapat diselesaikan. Ia juga meminta dukungan kepada BPK untuk memberikan masukan dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada tersebut.

Darmawan juga membahas mengenai akan beroperasinya sejumlah pembangkit listrik baru. Hal ini berkaitan dengan tantangan baru yang akan PLN hadapi, yaitu menyelesaikan masalah over supply yang diakibatkan pertumbuhan ekonomi yang juga diperlambat oleh pandemi COVID-19. Hal tersebut membuat konsumsi listrik tidak sesuai prediksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada yang namanya elasticity of demand. Ini adalah korelasi antara pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan demand listrik. Jadi elasticity of demand berdasarkan historis waktu itu adalah 1,3%. Jadi kalau 1% pertumbuhan ekonomi maka pertumbuhan demand listrik adalah 1,3%," ucap Darmawan.

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 diprediksi sekitar 6%, sementara pertumbuhan demand diprediksi di saat itu adalah 8,7 %. Namun, dalam realisasinya pertumbuhan demand listrik tidak sampai 5%. Permasalahan inilah yang harus diatasi.

ADVERTISEMENT

"Inilah yang menjadi tantangan bahwa kondisi oversupply ini disebabkan di tahun 2015 ada perancangan prediksi yang sangat tinggi berbasis pada data-data historical yang ternyata realisasinya terjadi adanya disparitas," kata Darmawan.

Selain itu, tantangan yang harus dihadapi PLN saat ini adalah pembangkit-pembangkit listrik swasta yang sudah terkontrak menggunakan sistem take or pay. Sehingga, listrik tersebut harus diserap.


(ncm/hns)

Hide Ads