Hal itu disampaikan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers usai mendampingi Jokowi bertemu CEO perusahaan Jepang.
"Kita tahu semua bahwa ada (anggota) konsorsium dari Inpex ini keluar, dan Bapak Presiden memerintahkan yang keluar itu digantikan pengusaha nasional, baik itu lewat INA maupun BUMN," ujar Bahlil.
Saat ini, BUMN yang terjun ke bisnis migas adalah PT Pertamina (Persero). Lalu, bagaimana pandangan DPR jika Pertamina jadi mitra Inpex?
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan, jika Pertamina mesti menjadi mitra Inpex maka perusahaan mesti mengucurkan modal yang tidak sedikit. Di sisi lain, Pertamina telah mengeluarkan biaya yang besar untuk menggarap Blok Rokan.
"Sedangkan hari ini untuk Rokan saja Pertamina masih cukup megap-megap dengan working capital dia masih harus melakukan pengeboran dan sebagainya," katanya di sela-sela acara Forum Kapasitas Nasional II, di JCC Senayan Jakarta, Kamis (28/7/2022).
Ia pun menyambut baik jika Pertamina melakukan produksi yang lebih masif. Namun, ia meminta agar realistis dengan kondisi Pertamina saat ini.
"Intinya begini kita semua senang kalau kemampuan nasional kita Pertamina misalnya juga melakukan produksi yang lebih masif, tapi kita juga harus realistis," ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, Indonesia juga membutuhkan penanaman modal asing. Menurutnya, investasi itu penting sebagai mesin untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Karena penting, mereka membawa yang ke sini membawa capital, pertumbuhan itu adalah satu investasi, dua adalah ekspor, tiga adalah konsumsi," katanya. (acd/ara)