Pertamina Makin Rajin 'Ngebor' di Rokan, Segini Biaya yang Dikeluarkan

Pertamina Makin Rajin 'Ngebor' di Rokan, Segini Biaya yang Dikeluarkan

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 08 Agu 2022 23:04 WIB
Pertamina makin rajin ngebor sumur setelah alih kelola Blok Rokan dilakukan sejak 1 tahun yang lalu. Target besar meningkatkan produksi migas di Blok Rokan ada di depan mata.
Foto: Herdi Alif Al Hikam: Intip ngebor sumur minyak di Blok Rokan
Riau -

Blok Rokan diproyeksikan menjadi lapangan migas dengan produksi terbesar di Indonesia. Setelah dialih kelola oleh Pertamina setahun yang lalu, pengeboran makin banyak dilakukan di wilayah kerja migas tersebut.

Dalam setahun saja sudah ada 370 kali pengeboran dilakukan Pertamina di Blok Rokan. Proses ini ternyata cukup banyak memakan biaya. Menurut Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jaffee Arizon Suardin per satu sumur butuh biaya sebanyak US$ 600 ribu- US$ 2 juta, biaya tersebut tergantung pada kedalaman sumur yang dibor.

Bila dihitung-hitung dengan kurs terkini, maka 1 kali melakukan pengeboran sumur pihak Jaffee harus mengeluarkan uang sebesar Rp 8,8-29,6 miliar (dalam kurs Rp 14.800).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu cukup signifikan anggaran yang dibutuhkan untuk mengebor sumur-sumur itu. Buat gambaran ya, per sumur itu kurang lebih US$ 600 ribu sampai hampir US$ 2 juta. Tergantung kedalaman dari sumur-sumur tersebut," papar Jaffee kepada wartawan di salah satu situs pengeboran minyak di Lapangan Duri, Blok Rokan, Riau, Senin (8/8/2022).

Jumlah itu bisa saja makin mahal apabila lokasi sumur sulit dicapai dan perlu melakukan perbaikan infrastruktur terlebih dahulu.

ADVERTISEMENT

"Belum lagi kalau nanti ada perbaikan infrastruktur yang dibutuhkan dan lain-lain. Ini luar biasa support dari Pertamina dan pemerintah untuk investasi besar dalam menambah produksi migas," papar Jaffee.

Proses Panjang Ngebor Sumur di Blok Rokan di halaman berikutnya. Langsung klik

Melakukan pengeboran sumur pun membutuhkan proses yang sangat panjang. Jaffee menjelaskan butuh berhari-hari untuk mempersiapkan sebuah lokasi untuk dibor.

Paling awal pihaknya harus memetakan terlebih dahulu lokasi sumur. Setelah itu, tanah di lokasi sumur harus dibebaskan dahulu. Di kawasan Riau, tak jarang tanah yang harus dibebaskan adalah kebun sawit, maka dari itu pembebasan tanahnya cukup memakan waktu dan biaya besar.

"Bagaimana sebuah sumur itu dibuat? Tadi lihat areanya sebesar ini tadinya bentuk hutan atau kebun kelapa sawit. Tanah ini di-clear-kan dulu, dibebaskan kemudian diratakan," papar Jaffee.

Kemudian, tanah yang sudah dibereskan tadi harus diratakan dan dikeraskan. Hal ini supaya pengerjaan pemasangan rig atau alat bor bisa dilakukan. Kadangkala hujan deras terjadi membuat tanah menjadi lembek, Jaffee menyebutnya seperti bubur.

"Itu dikeraskan tanahnya supaya alat berat bisa masuk, kalau hujan tanah ini jadi bubur," kata Jaffee.

Setelah tanah dipadatkan, alat berat akan masuk termasuk untuk rig-nya. Proses pemasangan pun dilakukan. Mulai dari rig-nya, pusat tenaganya, hingga alat-alat pendukung lainnya mulai dipasang. Setelah semua beres, baru lah rig dinyatakan sip untuk melakukan pengeboran.

"Sudah padat, nanti alat berat masuk, termasuk rignya masuk. Rignya didirikan, dipasang. Power-nya juga dipasang, alat-alat lain supportnya berdatangan di-connect baru bisa nge-drill," jelas Jaffee.

Selanjutnya, apabila setelah dibor sumur memiliki cadangan migas yang bisa diambil pihaknya langsung melakukan proses berikutnya, yaitu pemasangan pipa.

"Setelah drill bisa dapat minyak? Belum. Itu baru sumur. Rignya harus keluar baru masuk tim berikutnya yg memasangkan pipa-pipa, baru bisa dikondisikan," kata Jaffee.

Bicara waktunya, Jaffee menyatakan kemungkinan butuh lebih dari sebulan untuk menyiapkan sebuah lokasi menjadi sumur migas yang aktif.

"Penyiapan lahan mungkin 40 hari, nge-drill-nya mungkin seminggu, pemasangan pipa 20-30 hari lagi," pungkas Jaffee.

(hal/hns)

Hide Ads