PT Pertamina bakal lebih memperketat penerima Liquefied Petroleum Gas (LPG) Subsidi 3 kg (gas melon). Pasalnya saat ini, 80% LPG yang beredar di masyarakat merupakan barang bersubsidi, artinya 'gas melon' banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia baik orang kaya atau miskin.
Padahal LPG Subsidi 3 kg pada dasarnya hanya untuk orang yang kurang mampu, usaha mikro, nelayan sasaran dan petani sasaran. Tak hanya itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pemerintah menanggung subsidi yakni Rp 11.250 per kg.
"Subsidinya Rp 11.250 per kg. Itu subsidi Rp 33.750 (untuk 3 kg) jadi mohon penyaluran ini harus tepat sasaran. Ini kan tidak, pemakaian LPG 3 kg ini dinikmati oleh 93% warga Indonesia bukan mereka yang kurang mampu," kata Nicke.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, agar penerima LPG Subsidi 3 kg lebih tepat sasaran, sejumlah skema telah dipersiapkan oleh pemerintah dan Pertamina. Salah satunya dengan mengubah skema pemberian subsidi LPG 3 kg dari yang bersifat terbuka menjadi bersifat tertutup dengan memberikan subsidi langsung berupa uang tunai atau bantuan sosial (bansos).
Nantinya melalui skema baru tersebut, bansos untuk LPG Subsidi 3 kg akan diterima manfaatnya berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial. Namun, pemerintah akan terlebih dahulu menyempurnakan DTKS dengan melakukan verifikasi dan validasi secara regular serta membangun sistem terintegrasi dengan data sasaran penerima subsidi.
Meskipun begitu, skema baru tersebut saat ini masih menunggu persetujuan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Tak hanya itu, Pertamina turut memberikan inovasi agar LPG Subsidi 3 kg lebih tepat sasaran. Salah satunya dengan mewajibkan pembeli LPG Subsidi 3 kg melalui MyPertamina. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo.
"Optimalisasi digitalisasi SPBU dengan menggunakan sistem pendaftaran pengguna BBM JBT-JBKP dan LPG Subsidi melalui platform MyPertamina," kata Ega.
Upaya lain yang telah dilakukan agar LPG Subsidi 3 kg tepat sasaran antara lain memperketat pengawasan di SPBU dengan menerapkan sistem digitalisasi dan pemasangan CCTV di setiap pulau pompa, hingga melakukan koordinasi khusus dengan aparat penegak hukum.
Pertamina memastikan seluruh proses penyaluran BBM dan LPG Subsidi nantinya terpantau oleh sebuah sistem digital yang bernama Pertamina Integrated Enterprise Data and Center Command (PIEDCC).
Klik halaman selanjutnya >>>
PIEDCC merupakan inovasi teknologi berbasis digital yang menyajikan data secara real-time dan akan mendukung peran strategis Pertamina sebagai integrator seluruh lini bisnis dari aspek operasional dan komersial.
Teknologi canggih ini berperan penting dalam memonitor proses bisnis Pertamina dari hulu ke hilir, termasuk distribusi energi di seluruh pelosok negeri. Semuanya telah dijalankan secara digital, terpusat di kantor Pertamina, Jakarta.
Selain dapat memantau proses pendistribusian BBM dan LPG Subsidi lebih tepat sasaran, inovasi tersebut juga sebagai wujud upaya dari Pertamina untuk menjawab tantangan di era digital seperti saat ini. Melalui digitalisasi, Pertamina bisa menerapkan satu strategi secara menyeluruh sekaligus meningkatkan efisiensi.