Pembangkit Batu Bara Mau Pensiun Dini, Penggantinya Masih Abu-abu

Pembangkit Batu Bara Mau Pensiun Dini, Penggantinya Masih Abu-abu

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 02 Sep 2022 15:21 WIB
PLN bersama PT Adhi Karya Tbk (Persero) memakai limbah sisa pembakaran batu bara atau Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) dari PLTU Asam Asam untuk bangun infrastruktur di Kalimantan Selatan.
Ilustrasi/Foto: Dok. PLN
Jakarta -

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang memanfaatkan batu bara rencananya akan dipensiunkan. Namun, rencana itu bukan tanpa tantangan.

"Kita tidak punya rencana passing out of coal, tidak, yang kita punya itu passing down atau early retirement untuk coal fire power plant," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana seperti dikutip dari Youtube Kementerian ESDM, Jumat (2/9/2022).

Dia menjelaskan, pembangkit itu sudah berjalan dan operasi. Menurutnya, yang menjadi tantangan adalah jangan sampai upaya ini menimbulkan kerugian komersial baik pada PLN maupun pembangkit swasta atau Independent Power Producer (IPP).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tantangannya bagaimana, IPP atau pemilik PLTU tersebut, termasuk yang PLN tidak mendapat kerugian secara komersial. Kan intinya kita ingin mematikan lebih cepat," ujarnya.

"Kan hitungan komersialnya misalkan di 2050 tapi ini harus kita percepat menjadi 2040, tidak boleh nanti dari sisi ekonominya berubah terhadap apa yang sudah disepakati di awal," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Lanjutnya, dalam pengoperasian pembangkit telah dihitung potensi pendapatan. Maka itu, perlu sumber pembiayaan yang ketika dikombinasikan membuat biaya dana menjadi lebih murah.

"Tantangannya adalah karena harus lebih cepat tentunya harus mendapatkan dana sumber baik dari dana-dana dari capital market, maupun dari filantropis termasuk juga bilateral termasuk yang grants untuk hal-hal tersebut. Ini dikombinasikan sehingga nanti ada dari sisi cost of fund-nya menjadi lebih murah ini yang dimanfaatkan menjadi lebih cepat," paparnya.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kebijakan pemerintah dalam transisi menuju energi baru dan terbarukan menjamin kepastian investasi. Ia mengatakan, akan mendorong early retirement atau pensiun dini PLTU di Jawa dan Sumatera.

Selanjutnya, Jokowi mau mendorong transisi ke energi terbarukan seperti pembangkit dari panas bumi dan tenaga surya.

"Kebijakan kami mekanisme transisi energi dari fosil fuel ke energi baru terbarukan juga akan menjamin kepastian investasi. Di Jawa dan Sumatera kita mendorong early retirement PLTU ke energi baru terbarukan seperti geothermal dan solar panel. Dan kita akan membuka partisipasi di sektor swasta untuk berinvestasi di transisi energi ini," terangnya dalam acara B20 Indonesia Inception Meeting 2022, Kamis (27/1).

Jokowi mengatakan, ada PLTU dengan kapasitas 5,5 giga watt (GW) siap untuk masuk program pensiun dini tersebut

"Saat ini ada 5,5 GW PLTU yang siap untuk program early retirement ini," katanya.


Hide Ads