Timbang-Timbang Kala Jokowi Buka Opsi Beli Minyak Murah Rusia

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 13 Sep 2022 06:15 WIB
Ilustrasi Cadangan Minyak Rusia (Foto: DW (News)
Jakarta -

Presiden RI Joko Widodo memberi sinyal kuat dalam mempertimbangkan tawaran minyak murah dari Rusia demi mengurangi tekanan biaya energi di Indonesia.

"Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," kata Jokowi, dikutip melalui CNA, Senin (12/9/2022).

Indonesia telah ditawari minyak mentah Rusia dengan diskon 30%. Di sisi lain, langkah ini menimbulkan dilema bagi pemerintah lantaran berpotensi membuat RI diembargo Amerika Serikat (AS).

Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengatakan, langkah ini dapat menambah beban ekonomi. Sebab RI saat ini masih bergantung pada pendapatan ekspor ke negara-negara di Amerika dan Eropa.

"Berbeda dengan China atau India. Mereka memang berhadapan dengan AS tanpa kekhawatiran sama sekali artinya AS hanya mengontrol yang terjadi. Itu karena bargaining position China lebih kuat," kata Fahmy, kepada detikcom, Senin (12/9/2022).

Oleh karena itu, ia tidak menyarankan pemerintah menerima tawaran dari Rusia. Dalam hal ini, Fahmy menyebut, biaya resiko belum diperhitungkan. Tidak serta merta harga minyak yang diimpor lebih murah akan langsung menurunkan harga BBM dalam negeri.

Apabila pemerintah mengambil langkah ini, menurutnya, kemungkinan untuk BBM dalam negeri turun harga juga sangat kecil bahkan mustahil.

"Saya kira kalau diambil makin berat. Justru bisa akan lebih mahal. Kalau greenpeace mencegat misalnya, atau embargo dari AS-Eropa," kata Fahmy.

"Biayanya kan lebih tinggi jadi harganya tidak lebih murah dan justru lebih mahal. Dan mustahil menurunkan harga BBM di Indonesia," tambahnya.

Simak juga video 'Jawaban Dirut Pertamina soal Minyak Dunia Turun Tapi BBM Subsidi Naik':



Bersambung ke halaman selanjutnya.




(dna/dna)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork