Dia melanjutkan, IPPKH di tengah Blok Mandiodo belum didapatkan oleh Antam, maka dari itu pihaknya pun belum melakukan banyak operasional di kawasan tambang kaya nikel tersebut.
"Karena Mandiodo itu dianggap blok bersengketa, izin hutan juga belum kami dapatkan, tidak mungkin kami lakukan kegiatan di Mandiodo," ungkap Nico.
Di tengah-tengah penjelasan Nico, anggota komisi IV Rusdi Masse meminta hak untuk berbicara. Rusdi bilang dalam kunjungannya ke Blok Mandiono, pihaknya menemui beberapa pekerja Antam yang melakukan operasional pertambangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rusdi pun meminta penjelasan soal hal itu. Pasalnya, Rusdi menilai apa yang dijelaskan Nico tak seperti apa yang dia temui di lapangan saat melakukan kunjungan langsung di lapangan.
"Kenapa ada orang bapak kegiatan di situ terlaksana dan menimbulkan kerusakan lingkungan, dan kami lihat terima laporan di lapangan memang Antam yang kerjakan perusahaan ini berjalan tanpa memperhatikan kerusakan lingkungan," sebut Rusdi.
"Jelas-jelas di sana ada dari pihak Antam di lapangan ketika kita ada di sana," ujarnya.
Rusdi sampai heran, kalau memang kawasan Mandiodo sudah hancur kenapa Antam masih juga bekerja dan mengeruk kekayaan alam di kawasan tersebut.
"Kalau bapak bilang Mandiodo porak poranda kenapa bapak biarkan orang di situ bekerja. Buktinya orang bapak ada di lapangan kan. Semua penambangan adalah pihak ketiga dari Antam, pakai seragam Antam pak," kata Rusdi.
Soal hal tersebut, Nico menjelaskan bisa jadi itu akal-akalan para IUP ilegal yang sengaja menuduh Antam melakukan pekerjaan di Blok Mandiodo. Dia menegaskan Antam cuma beroperasi di pinggir Blok Mandiodo seluas 40 hektare.
"Ini yang diklaim pak, mungkin komplikasinya juga pak dari Mandiodo itu saling klaim dan buat tuduhan. Saya sayangkan juga itu ada orang, ada viralnya pakai seragam Antam. Kami juga investigasi soal ini kan pak," jawab Nico.
Rusdi masih tak puas. Dia bilang jelas-jelas dia dan rombongan Komisi IV bertemu dengan orang yang bertanggung jawab di kawasan itu dan orang itu adalah orang Antam. Dia menyebutkan pihaknya melakukan dialog dengan GM Antam Konawe Utara.
"Dia ngaku kok penanggung jawab buat kawasan Sultra, buktinya ini lah yang ditampilkan. Dia mengaku pak saya penanggung jawab Sulawesi Tenggara, di Konawe ini, Hendra namanya," sebut Rusdi.
Pengakuan Rusdi pun ditambahkan oleh anggota lain Alien Mus. Dia menyebutkan pernyataan Nico bagaikan bertolak belakang dengan temuan di lapangan.
"Ini bertolak belakang dengan orang bapak di sana. Dia pakai seragam Antam. Kok bisa-bisanya ada orang menyamar di 2022 ini, dan bapak nggak akui itu," sebut Alien.
Nico pun kembali menjawab, dia sampai berani bilang akan memecat GM Antam Konawe Utara bila benar mengizinkan bawahannya untuk beroperasi di kawasan Mandiodo yang bermasalah. Dia meyakinkan GM Antam Konawe Utara dan bawahannya hanya melakukan operasi di pinggir Blok Mandiodo.
"Kalau Hendra betul dia GM Konawe Utara, tapi saya akan minta dia, bukan saya ancam, kalau dia dengan sepengetahuan dia bahwa Antam punya karyawan atau third party-nya lakukan kegiatan di Mandiodo, I will fire him," ungkap Nico.
"Bila dia berani lakukan authority di kawasan hutan yang belum dapat IPPKH saya pecat dia pak," katanya.
Perdebatan ini usai setelah Ketua Komisi IV Sudin meminta memberikan catatan khusus kepada Antam soal masalah Amdal di IUP Mandiodo dan juga urusan IPPKH di Blok Mandiodo. Dia juga mengusulkan akan ada rapat lanjutan khusus untuk Antam soal masalah ini.
(hal/ara)