Program Kompor Listrik Batal, Proyek Ini Bisa Gantikan LPG?

Program Kompor Listrik Batal, Proyek Ini Bisa Gantikan LPG?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 30 Sep 2022 11:26 WIB
Direktur Bioenergi, Edi Wibowo saat melakukan peletakan batu pertama di proyek BioCNG di Langkat (Nizar Aldi/detikSumut)
Direktur Bioenergi, Edi Wibowo saat melakukan peletakan batu pertama di proyek BioCNG di Langkat (Nizar Aldi/detikSumut)/Foto: Nizar Aldi
Jakarta -

Pemerintah telah membatalkan program konversi kompor LPG 3 kg ke kompor induksi atau kompor listrik. Namun begitu, pemerintah tempaknya masih punya cara untuk menggantikan peran LPG yang selama ini impor, salah satunya dengan BioCNG.

Peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek BioCNG telah dilakukan di PT United Kingdom Indonesia Plantation, Desa Blangkahan, Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Pada tahap I rencananya dibangun 25 pabrik Bio-CNG masing-masing dengan kapasitas 15.500 M3 BioCNG/hari dengan total 387.000 M3 Bio-CNG.

Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Edi Wibowo mengapresiasi upaya yang dilakukan PT KIS Group yang telah berkontribusi signifikan dalam mendukung transisi energi di Indonesia, khususnya dalam rangka pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) menjadi sumber energi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada kesempatan yang berharga ini, saya mewakili Kementerian ESDM menyampaikan ucapan selamat dan sukses kepada KIS Group bekerja sama dengan Anglo-Eastern Plantations PLC dan PT Unilever melaksanakan upacara peletakan batu pertama/ground breaking ceremony proyek BioCNG. Pembangunan proyek BioCNG diharapkan dapat menjadi salah satu upaya baik dari KIS Group dalam ikut serta menyukseskan program peningkatan pemanfaatan EBT dalam bauran energi nasional," ujar Edi Wibowo seperti dikutip dari laman Kementerian ESDM, Jumat (30/9/2022).

Diungkapkan Edi, salah satu pemangku kepentingan yang memperhatikan pengembangan biogas skala industri adalah KIS Grup, di mana melalui PT KIS Indonesia telah membangun lebih dari 20 pabrik biogas di Indonesia sejak tahun 2012 dengan sukses.

ADVERTISEMENT

Melalui kerja sama PT KIS Indonesia dengan Anglo-Eastern Plantations dan PT Unilever Oleochemical Indonesia, KIS Grup mengembangkan proyek BioCNG/Bio-Methane komersial skala besar pertama di Indonesia dan Asia untuk menggantikan bahan bakar fosil.

Pembangunan pabrik Bio-CNG tahap I ditargetkan akan commissioning pada April hingga November 2023. Ketiga proyek ini akan menghasilkan volume BioCNG mencapai 1.230 MMBtu/hari, dengan nilai investasi sekitar US$ 15 juta.

"Kami mengapresiasi upaya KIS grup dalam meningkatkan penggunaan biogas skala industri, yang menargetkan pada Desember 2024, akan menyelesaikan 25 pabrik, dengan nilai total investasi sebesar US$ 110 juta, dan akan mengurangi emisi karbon sebesar 3,7 juta ton CO2/tahun yang akan menciptakan lapangan kerja hijau bagi masyarakat sekitar yang kemudian memberikan multiplier effect bagi pembangunan ekonomi yang lebih baik dan berkelanjutan," ujar Edi.

CEO PT KIS Grup KR Raghunath mengatakan, peletakan batu pertama untuk proyek ini menandai akan dimulainya transisi energi dan dekarbonisasi yang besar.

"Kami akan melakukan commissioning tiga proyek pertama, bekerja sama dengan AEP Group dan Mahkota Group pada April 2023 hingga November 2023 dengan volume BioCNG mencapai 1.230 MMBtu/hari. KIS telah tanda tangan kontrak untuk waktu yang panjang dengan PTPN, Ok IV AEP Group, Mahkota Group dan grup lainnya untuk memasok limbah organik," jelas Raghu.

Pihak Unilever Oleochemical Indonesia akan membeli BioCNG ini untuk menggantikan bahan bakar fosil demi mempercepat tercapainya target net zero emission. PT Unilever akan menjadi yang pertama di Asia/Indonesia yang menggunakan BioCNG untuk menggantikan bahan bakar fosil dalam skala besar.

"KIS Group telah menandatangani kontrak jangka panjang dengan Unilever dan pihak lain untuk memasok BioCNG. Pada Desember 2024, KIS Group akan menyelesaikan 25 pabrik, proyek-proyek ini juga menciptakan lapangan kerja dalam skala besar," terang Raghu.

Lihat juga video 'Konversi Elpiji 3 Kg ke Kompor Listrik Tak Dilakukan Tahun Ini':

[Gambas:Video 20detik]



(acd/ara)

Hide Ads