OPEC+ akan memangkas produksi minyak bumi sebesar 2 juta barel per hari. Pemotongan produksi kali ini jadi yang terbesar sejak awal pandemi. Rencana ini jadi ancaman tersendiri yang bisa mendorong harga BBM lebih tinggi.
Dikutip dari CNN, Kamis (6/10/2022), kelompok produsen minyak utama, yang meliputi Arab Saudi dan Rusia, mengumumkan pengurangan produksi setelah pertemuan pertama secara langsung sejak Maret 2020. Pengurangan tersebut setara dengan sekitar 2% dari permintaan minyak global.
Harga minyak mentah Brent naik 1,5% menjadi lebih dari US$ 93 per barel di tengah kabar pemangkasan tersebut. Sementara, minyak AS naik 1,7% menjadi US$ 88 per abrel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintahan Biden mengkritik keputusan OPEC+ dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu yang intinya menyebut pengambil kebijakan pemangkasan itu berpandangan sempit dan mengatakan bahwa rencana pemangkasan produksi itu akan merugikan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang sudah berjuang dengan harga energi yang paling tinggi.
Pengurangan produksi akan dimulai pada November, dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya akan bertemu lagi pada Desember. Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu mengatakan keputusan untuk memangkas produksi dibuat mengingat ketidakpastian yang mengelilingi prospek ekonomi dan pasar minyak global.
Harga minyak global, yang melonjak pada paruh pertama tahun ini, telah turun tajam di tengah kekhawatiran bahwa resesi global akan menekan permintaan. Minyak mentah Brent turun 20% sejak akhir Juni. Patokan global mencapai puncaknya US$ 139 per barel pada Maret setelah invasi Rusia ke Ukraina.
OPEC dan sekutunya, yang mengendalikan lebih dari 40% produksi minyak global, berharap untuk mencegah penurunan permintaan minyak mereka dari perlambatan ekonomi yang tajam di China, Amerika Serikat dan Eropa.
Sanksi Barat terhadap minyak Rusia juga memperkeruh suasana. Produksi Rusia bertahan lebih baik dari yang diperkirakan, dengan pasokan dialihkan ke China dan India. Tetapi Amerika Serikat dan Eropa sekarang sedang mencari cara untuk menerapkan perjanjian G7 untuk membatasi harga ekspor minyak mentah Rusia ke negara-negara ketiga.
Kartel minyak berada di bawah tekanan kuat dari Gedung Putih menjelang pertemuannya di Wina ketika Presiden Biden mencoba untuk mengamankan harga energi yang lebih rendah bagi konsumen AS. Pejabat senior administrasi Biden melobi rekan-rekan mereka di Kuwait, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk memilih menentang pemotongan produksi minyak, menurut para pejabat.
(dna/dna)