PT Kayan Hydro Energy (KHE) teken kerjasama dengan perusahaan Jepang Sumitomo Corporation garap PLTA Kayan. PLTA Kayan diproyeksikan menjadi pembangkit listrik terbesar se-Asia Tenggara.
PT KHE memanfaatkan area sepanjang sungai Kayan di Kalimantan Utara, dan terdiri atas 5 bendungan dengan 5-6 unit turbin pembangkit tiap bendungannya. Direncanakan total listrik yang bisa diproduksi mencapai 9 ribu megawatt.
Dipilihnya sungai Kayan bukan tanpa alasan. Chief Representative Sumitomo Corporation Indonesia Eko Permanahadi mengatakan, Sungai Kayan punya arus air yang stabil.
"Tahu Sungai Citarum kan? Apa bedanya musim kemarau sama musim penghujan? Beda kan. Nah sungai ini dari hasil studi, perbedaan musim kemarau dan hujan nggak terlalu jauh," katanya di Hotel Fairmont Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Baca juga: Jepang Garap PLTA Rp 270 Triliun di Kaltara! |
Dari sisi konstruksi, kontur sungai ini tidak terlalu curam sehingga memudahkan. Namun arus air yang mengalir justru stabil.
Eko menambahkan, rata-rata PLTA di Indonesia hanya optimal di musim penghujan saya. Di musim kemarau tingkat produksinya menurun.
"Dari sisi operasional volume air (Sungai Kayan) selalu cukup setiap tahun. Energi yang bisa diproduksi dan dikonsumsi besar. Nah kebanyakan PLTA saat ini produksinya hanya bagus saat musim hujan. Tapi pas musim kemarau lebih sedikit," katanya menambahkan.
General Manager Infrastructure Business Unit Sumitomo Corporation Asia & Oceania Grup Satoshi Matsui membenarkan besarnya potensi sungai kayan. Ia menganggap PLTA lebih potensial dibandingkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ataupun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau angin.
"PLTA beda dengan PLTS atau PLTB. PLTS hanya produksi 6-7 jam perhari. PLTB sangat tergantung angin. Tapi air kan mengalir stabil," ujarnya.
Eko mengatakan PLTA Kayan bakal menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia. "Portofolionya menjanjikan, ini berpotensi lebih besar dari PLTA Asahan," pungkasnya.
(dna/dna)