Bos PLN: Kendaraan Listrik Bisa Kurangi Emisi Karbon Lebih dari 50%

Bos PLN: Kendaraan Listrik Bisa Kurangi Emisi Karbon Lebih dari 50%

Atta Kharisma - detikFinance
Kamis, 13 Okt 2022 16:48 WIB
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo
Foto: PLN
Jakarta -

PT PLN (Persero) terus melakukan upaya pengurangan emisi karbon guna mencapai Net Zero Emission di tahun 2060. Salah satunya adalah dengan membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan sektor transportasi merupakan salah satu penyumbang emisi karbon di Indonesia, di mana sektor tersebut menghasilkan tak kurang dari 280 juta ton CO2e per tahun. Ia menilai jika hal ini terus dibiarkan, maka di 2060 emisinya akan mencapai 860 juta ton CO2e per tahun.

"Kita di sini untuk memastikan generasi mendatang lebih baik dari pada hari ini. PLN berkomitmen penuh untuk bisa menurunkan emisi gas rumah kaca," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (13/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut ia sampaikan dalam diskusi bertajuk 'Menapak Peta Jalan Pemanfaatan Kendaraan Listrik Nasional' di Jakarta, Selasa (11/10).

Dalam kesempatan itu, Darmawan mengungkapkan penggunaan kendaraan listrik lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan berbahan bakar BBM. Berdasarkan perhitungan, ia menerangkan 1 liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Darmawan mengatakan emisi karbon per 1 liter BBM sebanyak 2,4 kg. Sedangkan 1 kWh listrik pada sistem kelistrikan di Indonesia yang masih ditopang PLTU emisinya sekitar 0,85 kg CO2e. Sehingga untuk setiap 1,2 kWh listrik hanya menghasilkan emisi sekitar 1,1 kg CO2e.

"Dengan menggunakan kendaraan listrik maka kita sudah menjadi bagian dalam mengurangi emisi karbon lebih dari 50%," sambungnya.

Darmawan menyampaikan PLN siap memberikan berbagai insentif serta layanan untuk mempermudah pengguna kendaraan listrik. Misalnya seperti layanan home charging.

"Ini perubahan gaya hidup. PLN akan memfasilitasi dengan menyediakan home charging untuk setiap pembelian kendaraan listrik. Untuk itu kami telah bekerja sama dengan para produsen kendaraan listrik. Sehingga ketika ada pembelian, datanya masuk, lalu kita akan pasangkan langsung home charging di rumahnya," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Luckmi Purwodari menerangkan indeks kualitas udara di kota-kota besar sangat rendah. Menurut catatan KLHK, untuk kualitas udara di wilayah seperti Jakarta dalam setahun hanya 12,88% pada 2021.

"Jadi penggunaan kendaraan listrik itu pada intinya adalah untuk mengurangi penggunaan sumber daya alam yang semakin terbatas, khususnya dalam hal bahan bakar fosil. Berikutnya adalah untuk mengurangi pemanasan global akibat perubahan iklim dan memperbaiki kualitas udara," pungkasnya.

(ncm/ega)

Hide Ads