Transisi kendaraan bermesin konvensional ke kendaraan listrik merupakan salah satu cara untuk menekan kebutuhan BBM dalam negeri. Namun, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan penggunaan kendaraan listrik tidak akan mengurangi jumlah impor BBM Indonesia. Mengapa demikian?
Erick menerangkan penggunaan kendaraan listrik akan menekan kebutuhan impor BBM, sehingga tidak ada kenaikan jumlah impor di masa mendatang. Tapi, impor BBM masih perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan selain kendaraan.
"Kalau ada mobil-motor listrik, ada ethanol ada B40 kita harapkan apa? Kebutuhan impornya bisa tidak meningkat, bukan kurang lho," kata Erick dalam acara SOE International Conference di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terus teman-teman media bertanya, 'lho pak kenapa (impor BBM tidak berkurang) kan sudah dikurangi dari motor, mobil listrik, dikurangi lagi dengan ethanol'?. Lho, ingat yang namanya petrochemical itu perlu nafta perlu crude oil. Artinya apa? Ketika kebutuhan daripada BBM berkurang di transportasi, petrochemicalnya masih perlu," papar Erick.
Erick menyatakan pemerintah mendorong bergeraknya industri kendaraan listrik dalam negeri. Erick meyakini Indonesia mampu memproduksi kendaraan listrik, lantaran sumber daya untuk baterai listrik tersedia di Tanah Air dan didukung sumber daya manusia yang mumpuni.
"Kita lihat berapa ratus juta market potential motor di Indonesia. Dan dari dulu senang bikin motor, beli motor tapi karburator di dalam motornya tidak bisa bikin sendiri. Nah ini kesempatan dengan adanya baterai (kendaraan) listrik yang mungkin kita bukan ahlinya mesin, tidak usah buang-buang waktu lagi kita intervensi dengan baterai listrik," tutur Erick.
Ia menambahkan industri kendaraan listrik bakal membuka peluang ekonomi yang besar bagi pelaku industri otomotif Tanah Air. Sebagai contoh, para builder motor yang jumlahnya cukup banyak di Indonesia bisa membuat produk motor listrik karena komponennya lebih sederhana.
"Ke depan siapa tahu kreator-kreator muda Indonesia yang biasa custom mobil, custom motor ini lapangan pekerjaan baru. Ini tinggal beli baterainya doang. Itu yang harus kita pikirkan," ungkap Erick.
Perusahaan BUMN juga bergerak cepat untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik. PLN misalnya, saat ini sudah memiliki 150 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 120 lokasi.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjabarkan untuk mempercepat penyediaan SPKLU, PLN membangun secara mandiri maupun kerja sama dengan badan usaha. Saat ini telah dilakukan kerja sama kemitraan penyediaan SPKLU pola franchising dengan BUMN dan Swasta. Sejauh ini sudah ada 48 calon mitra yang berminat mengembangkan SPKLU.
"Ini akan menjadi bukti bahwa Indonesia sudah siap memasuki era kendaraan listrik. PLN berharap ekosistem kendaraan listrik di Indonesia akan semakin kokoh dengan dukungan negara-negara yang hadir nantinya," tutur Darmawan.
Baca terus berita terbaru dari SOE International Conference 2022 di sini!
(ega/ega)