Listrik EBT MRT Jakarta
PT PLN Persero secara resmi menyerahkan Renewable Energy Certificate (REC) kepada MRT sebagai tanda telah menggunakan energi baru terbarukan (EBT) dalam memenuhi operasional perusahaan. Sertifikat ini diverifikasi oleh lembaga internasional yaitu APX TIGRs, sehingga tiap REC dapat dipertanggungjawabkan, berkualitas tinggi, dan memenuhi standar internasional.
Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta Farchad Mahfud mengatakan, MRT menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pertama yang sudah menyatakan komitmennya untuk menggunakan energi baru terbarukan (EBT).
"Didukung adanya program REC dari PLN, MRT memutuskan untuk menjadi BUMD pertama yang ikut menyediakan listrik terbarukan melalui REC, dengan jumlah sekitar 10% dari kebutuhan listrik MRT Jakarta di tahun 2022," kata Farchad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Farchad mengatakan, pihaknya mulai menetapkan utilisasi EBT dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) perusahaan di 2022-2023, yang mana bentuk perwujudannya melalui dua langkah awal, yaitu mendirikan solar charging station di kawasan TOD Dukuh Atas dan penyediaan listrik terbarukan melalui REC. Di mana 10% pasokan listrik MRT berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
"Ini ekuivalen dengan emisi yang dikeluarkan, mudah-mudahan nggak salah hitung ya pak, sekitar 700-an kendaraan bermotor per tahun, atau 390 ribuan lebih galon BBM. Kira-kira itu ekuivalensi dari upaya yg sedang kita lakukan ini," jelasnya.
Doddy menyampaikan, kerjasama antara pihaknya dengan MRT dalam penyediaan listrik berbasis EBT telah berjalan sejak Juli lalu dengan besaran yang dibelo MRT sekitar 5.000 MWh. Ia berharap, ke depan MRT akan meningkatkan penggunaan EBT hingga 100% dalam ekosistemnya sejalan dengan semakin meningkatnya penggunaan electric vehicle (EV) di Indonesia.
(ara/ara)