PGE Siap Tambah Kapasitas 55 MW ke PLTP di Sumsel

PGE Siap Tambah Kapasitas 55 MW ke PLTP di Sumsel

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Sabtu, 12 Nov 2022 11:33 WIB
Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Rantau Dedap Tahap-1, Sumsel.
Foto: dok. Supreme Energy Rantau Dedap
Jakarta -

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menandatangani perjanjian dengan Konsorsium Mitsubishi Corporation, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., dan SEPCO III Electric Power Construction Co. Ltd dalam perhelatan acara B20 Indonesia Net Zero Summit 2022 di Bali.

Kerja sama ini mencakup Engineering, Procurement, Construction, and Commissioning (EPCC) konstruksi Fluid Collection and Reinjection System (FCRS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lumut Balai Unit 2 di Sumatera Selatan (Sumsel)

Diketahui, proyek ini didanai oleh pinjaman ODA Jepang, dengan skema Government to Government Loan (G to G Loan) antara Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Pemerintah Indonesia. Adapun lokasi proyek terletak di Kabupaten Muara Enim dan Ogan Komering Ulu di Provinsi Sumatera Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lingkup kontrak akan menjadi turnkey basis. Nantinya Konsorsium Mitsubishi Corporation, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., dan SEPCO III Electric Power Construction Co. Ltd akan bertanggung jawab terhadap desain, manufaktur, konstruksi pekerjaan sipil, commissioning, pengujian kinerja dan garansi untuk fasilitas. Terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi unit dan Sistem Pengumpulan dan Reinjeksi Fluida dengan kapasitas bersih pada terminal tegangan tinggi 55 MW.

Fasilitas tersebut dirancang untuk dapat beroperasi lebih dari 30 tahun dan akan dioperasikan dan dipelihara oleh PGE. Listrik yang dihasilkan dari energi bersih, terbarukan dan ramah lingkungan tersebut akan disalurkan kepada PLN untuk menambah suplai listrik ke sekitar 55 ribu rumah tangga di Sumatera Selatan.

ADVERTISEMENT

"Pengelolaan lingkungan wilayah kerja Lumut Balai terbukti sangat baik dengan diraihnya Pertamina Environment Regulation Compliance Assurance (PERCA) dan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK)," ujar Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/11/2022).

Dia mengatakan, upaya ini merupakan bentuk dukungan Pertamina terhadap pembangunan berkelanjutan yang tengah digencarkan oleh pemerintah. Sekaligus mengurangi dampak pemanasan global dengan mengurangi emisi karbon terhadap lingkungan.

Dijelaskannya, pengurangan gas rumah kaca dari Proyek PLTP Lumut Balai Unit 1 & 2, masuk dalam Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism - CDM) sebagai implementasi Protokol Kyoto dan telah terdaftar di UNFCCC dengan potensi penurunan emisi gas rumah kaca sekitar 581.518 ton setara CO2 per tahun.

Adapun kapasitas 55 MW yang dihasilkan dari unit 2 akan menambah total kapasitas terpasang PGE dari Proyek Lumut Balai Unit 1 yang mulai beroperasi pada tahun 2019. Silam. Dengan kapasitas terpasang 727 MW, menurutnya PGE menjadi salah satu pemain terbesar dalam pengembangan panas bumi Indonesia.

"PGE terus berkomitmen untuk pengembangan panas bumi dan memastikan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) menjadi bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi PGE. Penerapan aspek-aspek ESG ini merupakan upaya dalam memberikan nilai tambah serta dukungan PGE pada program pemerintah terkait pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan khususnya panas bumi," katanya.

Menurutnya, upaya pengembangan energi panas bumi ini dapat membantu tercapainya target SDGs poin ke 7 (energi bersih dan terjangkau), goals 12 (konstruksi dan produksi yang bertanggung jawab), goals 13 (penanganan perubahan iklim), dan goals 15 (ekosistem darat).

Diketahui, saat ini PGE mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dengan kapasitas terpasang sebesar +1,8GW. Sebanyak 672 MW dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE, sementara 1.205 MW lainnya dikelola menggunakan skenario Kontrak Operasi Bersama.

"Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sebesar 82% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun," katanya.

(fhs/ega)

Hide Ads