PLTU Ingin Kurangi Emisi, Gimana Caranya?

PLTU Ingin Kurangi Emisi, Gimana Caranya?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 14 Nov 2022 12:07 WIB
PLTU
Ilustrasi Foto: dok. PLN

Pakai Amonia Hijau

Teknologi SCR di negara-negara maju juga digunakan untuk PLTU yang menggunakan batu bara disandingkan dengan amonia. Selective Catalytic Reduction adalah teknologi yang sudah terbukti untuk menurunkan nitrogen oksida dan nitrogen dioksida dengan mengkonversikan molekulnya menjadi air dan nitrogen bebas.

Dengan menggunakan Selective Catalytic Reduction pada pembangkit tenaga uap batu bara bersamaan dengan low Nox burner akan secara signifikan menurunkan kadar nitrogen oksida dan nitrogen dioksida dan oleh karena itu akan membuka kemungkinan co-firing jauh lebih banyak amonia hijau dibandingkan batu bara di dalam pembangkit tenaga uap batu bara.

Potensi peningkatan emisi NOx dari hasil pembakaran ammonia dapat diminimalisasi melalui teknologi SCR itu, yang mampu mengurangi konsentrasi NOx dalam gas buang dari sekitar 1000 ppm menjadi kurang dari 10 ppm.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buat Indonesia yang sedang mempromosikan transisi energi terbarukan, amonia biru dan hijau dapat menjadi salah satu bagian dari perjalanan menuju transisi energi terbarukan, sebagai sumber energi bersih alternatif bagi pembangkit tenaga uap batu bara.

Amonia sendiri merupakan merupakan bahan kimia alami yang ditemukan di udara, air, tumbuhan, dan hewan. Bahan kimia ini terdiri dari atom nitrogen dan hidrogen, dan prosesnya di alam terjadi secara alami melalui siklus nitrogen.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, amonia juga diproduksi sebagai bahan sintetis. Belakangan, istilah "green" disematkan juga terhadap amonia yang menggunakan 100% bahan terbarukan dan bebas karbon. Salah satu cara membuat 'green amonia' adalah dengan menggunakan hidrogen dari proses elektrolisis air dan nitrogen yang dipisahkan dari udara.

Selama ini, amonia memiliki peran penting terutama dalam industri pertanian untuk produksi pupuk. Di samping itu, amonia juga digunakan sebagai sumber energi untuk transportasi dan dapat digunakan dalam produksi poliamida, asam nitrat, nilon, obat-obatan, bahan peledak, refrigeran, pewarna, cairan pembersih, dan bahan kimia industri lainnya.

Dilihat dari sisi deteksi kebauan, amonia memiliki kebauan khas sehingga dapat memberikan peringatan dini yang sangat berharga tentang potensi emisi yang dapat membahayakan dan fitur tersebut tidak ditemukan dalam hidrogen murni.

Terakhir, keunikan amonia sebagai bahan bakar tidak mengandung karbon. Hal ini berarti dalam pembakarannya tidak menghasilkan emisi karbon dioksida. Hal ini disebabkan satu-satunya produk samping dari amonia adalah air dan nitrogen.

Sayangnya, penggunaan amonia dalam sistem energi ternyata masih sangat terbatas. Sekitar 80% dari penggunaan amonia global masih terkait dengan industri pupuk dan hanya kurang dari 1% digunakan sebagai sumber energi.



Simak Video "KPK Tetapkan 3 Tersangka Korupsi PLTU di Sumbagsel"
[Gambas:Video 20detik]

(ang/ang)

Hide Ads