Pemerintah bakal menjalankan program bahan bakar campur sawit biodiesel 40% alias B40. Program ini menindaklanjuti B30 yang sudah berlangsung sejak 2020.
Sebagai informasi, B40 adalah campuran bahan bakar nabati berbasis CPO atau sawit, yaitu Fatty Acid Methyl Esters (FAME). Kadarnya adalah 40%, sementara 60% merupakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar.
B40 ditargetkan dipakai untuk kendaraan roda empat berbahan bakar diesel. detikcom telah merangkum beberapa fakta-fakta terkait B40, berikut penjelasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Negara Bisa Hemat Rp 200 T
Dengan B40 diprediksi jumlah impor BBM Indonesia akan berkurang. Bahkan negara disebut bisa hemat hingga ratusan triliun.
"Menghemat devisanya berapa? Jadi kalau kita tidak impor minyak solar sebesar 15 juta kiloliter (kl), kalau harganya itu (per liter) sekitar Rp 13 ribu dikalikan 15 juta (kl) yaitu ketemu sampai Rp 200-an triliun," kata Edi Wibowo, Direktorat Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM,i di Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi, Lemigas, Senin (21/11/2022).
Edi menjelaskan, perkiraan kebutuhan B30 atau kebutuhan solar di 2023 mencapai 37,5 juta kl. Adanya B40 akan membuat jumlah impor solar berkurang 40%.
Edi menambahkan, tahun 2021 Indonesia menghemat hingga Rp 66 triliun berkat program B30. Padahal harga minyak dunia saat itu sedang turun.
Artinya dengan harga minyak dunia yang sedang tinggi saat ini, maka uang negara yang bisa dihemat jelas lebih besar. Apalagi mata uang dolar saat ini sedang perkasa.
2. Keunggulan B40
Setelah hasil pengujian, bahan bakar B40 tidak memberikan dampak signifikan terhadap komponen mesin. Dan tidak terdapat dampak negatif performa kendaraan uji sampai dengan selesai uji jalan 50.000.km
B40 bahkan disebut memiliki kelebihan. Salah satunya adalah tidak mencemari lingkungan.
"Kelebihannya (B40) dia bisa berubah kembali ke alam dengan cepat, tidak mencemari lingkungan," kata Iman dari Komite Teknik (Komtek) Bioenergi dan Migas.
Sementara itu, Anggota Kompartemen Teknologi Otomotif Masa Depan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Abdul Rochim, menyebut BBM biodiesel bisa mengangkat kotoran lebih baik dibandingkan solar.
"Memang biodiesel salah satu kemampuannya itu memang bisa mengangkat kotoran. Sebenarnya bagus sih biodiesel itu karena bisa mengangkat kotoran yang tidak diangkat dengan solar. Nah, itu banyak kerak-kerak bersih," jelasnya.
3.Jadwal Implementasi B40
Edi Wibowo buka suara soal kapan B40 akan diimplementasikan. Saat ini pemerintah masih menyelesaikan uji teknis B40 yang ditargetkan rampung Desember 2022.
"Tapi kita harapkan (uji teknis) di akhir Desember bisa selesai," katanya di Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi Lemigas, Jakarta, Senin (21/11/2022).
Pemerintah saat ini disebut masih melakukan hitung-hitungan. Misalnya ketersediaan bahan baku, menyesuaikan kesiapan spek kendaraan, dan lainnya.
"Masih ada pendekatan ke sana yang kita harus sinkronkan, tidak hanya satu aspek kunci berhasil ada juga penyediaan bahan baku berapa. Nanti setelah semua rekomendasi terkumpul pimpinan yang akan memutuskan (implementasi B40), go nya kira-kira kapan," jelasnya.
4. Bocoran Harga B40
Implementasi B40 masih menunggu selesainya uji teknis pada Desember mendatang. Jika disalurkan ke masyarakat, lantas berapa kisaran harga B40?
Edi Wibowo mengatakan, harga B40 akan sama dengan harga biosolar B30. Sebagai informasi, harga biosolar saat ini adalah Rp 6.800/liter
"Kalau harganya B40, untuk yang di SPBU untuk yang PSO (Public Service Obligation) seperti harga Biosolar," Jelas Edi.
(zlf/zlf)