Pemerintah Ghana tengah menyiapkan kebijakan baru yakni membeli minyak dengan emas, bukan dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini disampaikan Wakil Presiden Mahamudu Bawumia melalui Facebook.
Kebijakan ini bertujuan untuk mengatasi berkurangnya cadangan mata uang asing yang berdampak pada melemahnya mata uang cedi dan meningkatnya biaya hidup. Jika sesuai rencana, kebijakan ini akan diterapkan pada kuartal I-2023.
"Akan secara mendasar mengubah neraca pembayaran kami dan secara signifikan mengurangi depresiasi mata uang kami yang terus-menerus," katanya dikutip dari Reuters, Jumat (25/11/2022).
Penggunaan emas dinilai mencegah pelemahan nilai tukar yang berdampak pada harga bahan bakar. Sebab, valuta asing tidak dibutuhkan untuk impor produk minyak.
"Barter emas untuk minyak merupakan perubahan struktural yang besar," tambahnya.
Ghana memproduksi minyak mentah. Namun, negara itu bergantung pada impor untuk produk minyak sejak satu-satunya kilang ditutup setelah ledakan pada 2017.
Pernyataan Bawumia diunggah saat Menteri Keuangan Ken Ofori-Atta mengumumkan langkah-langkah untuk memangkas pengeluaran dan meningkatkan pendapatan dalam upaya mengatasi krisis utang yang meningkat.
Dalam paparan anggaran 2023 kepada parlemen pada hari Kamis, Ofori-Atta mengingatkan bahwa negara berisiko tinggi mengalami tekanan utang dan depresiasi cedi secara serius mempengaruhi kemampuan Ghana untuk mengelola utang publiknya.
Pemerintah sedang bernegosiasi paket bantuan dengan International Monetary Fund (IMF) karena negara menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam satu generasi.
(acd/ara)