Pemerintah berencana membagikan 680 ribu unit penanak nasi atau rice cooker gratis kepada masyarakat. Nilai bantuan program bantuan penanak nasi listrik (BPNL) ini sebesar Rp 500 ribu per keluarga penerima manfaat (KPM) dan akan menggunakan APBN Kementerian ESDM 2023.
Siapa saja yang akan dapat? Berdasarkan paparan Subkoordinator Fasilitasi Hubungan Komersial Usaha Ketenagalistrikan, Direktorat Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Edy Pratiknyo, target KPM paket penanak nasi listrik ini yakni kelompok rumah tangga 450 VA dan 900 VA.
Kemudian, di luar daya 450 VA dan 900 VA validasi oleh kepala desa termasuk pengguna LPG 3 kg. Kemudian memiliki sistem kelistrikan yang andal yakni berdasarkan survei PLN pelanggan 450VA dan 900VA mayoritas menggunakan LPG 3kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edy menuturkan, KPM penerima bantuan rice cooker mengacu data Kementerian Sosial (Kemensos).
"Terkait bantuan program penanak nasi, di mana rencana sebanyak 680 ribu unit penanak nasi yang disalurkan ke masyarakat, yang KPM tadi, kelompok penerima manfaat. Tentunya acuannya ke data dari Kementerian Sosial," jelasnya dalam acara Forum Diskusi Publik, Jumat (25/11/2022)
Tujuan dari program ini yakni mendukung pemanfaatan energi bersih, meningkatkan konsumsi listrik per kapita (e-cocking) dan penghematan biaya memasak bagi masyarakat.
Kemudian di dalam paparannya juga disebut program BPNL ini membutuhkan regulasi sebagai dasar pelaksanaan. Selain itu, dalam paparan juga dijelaskan manfaat dari program ini.
Diterangkan, kebutuhan LPG untuk menanak nasi sebesar 2,4 kg per bulan dengan biaya yang dikeluarkan Rp 16.800 per bulan. Sementara, konsumsi energi menanak nasi dengan penanak nasi listrik 19,80 kWh per bulan dengan biaya Rp 10.396 per bulan. Dengan demikian, menanak nasi dengan penanak nasi listrik terjadi penghematan Rp 6.404 per bulan.
Manfaat lain dari program 680 ribu rice cooker tahun 2023 selanjutnya ialah penghematan subsidi Rp 52,2 miliar di mana total biaya pengadaan Rp 340 miliar. Kemudian, pengurangan volume LPG 19,6 ribu ton, penghematan devisa US$ 26,88 juta dan peningkatan konsumsi listrik 42,84 GWh atau setara dengan pembangkit 54,74 MW.
(acd/ara)