RI Gencar Genjot Hilirisasi, Bisnis BUMN Tambang Bagaimana?

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 07 Des 2022 13:02 WIB
Ilustrasi tambang/Foto: REUTERS/Ivan Alvarado
Jakarta -

Pemerintah semakin gencar melakukan hilirisasi tambang. Setelah nikel, ekspor komoditas lain yaitu bauksit akan dilarang tahun depan. Lantas, apa strategi perusahaan tambang menyikapi hal ini?

Direktur utama Mind ID, Holding BUMN Pertambangan, mengatakan, perusahaannya menyiapkan sejumlah strategi demi menyokong bisnis di tengah program hilirisasi ini. Dia menegaskan, pada dasarnya, pihaknya mendukung hilirisasi.

"Kami berperan penuh dalam hilirisasi produk tambang seperti emas, nikel, tembaga, batu bara, bijih nikel, bijih timah, bauksit, untuk memberikan leverage nilai tambah yang maksimal," ujar Hendi dalam keterangannya.

MIND ID, lanjutnya menyiapkan 5 strategi khusus. Pertama adalah memaksimalkan eksplorasi tambang. Kedua, pihaknya mengembangkan konsep smart mining di mana kinerja pertambangan dilakukan melalui implementasi teknologi terkini seperti artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Machine Learning, juga big data yang bisa memaksimalkan kegiatan sektor pertambangan.

"MIND ID juga memaksimalkan pengelolaan hilirisasi dengan cara mengoptimalkan Project Manajement Officer (PMO). PMO difungsikan untuk meningkatkan peran penting MIND ID dalam memonitoring dan melakukan akselerasi proyek strategis berkualitas tinggi," kata Hendi.

Selain itu, MIND ID menerapkan ekspansi industri hilir. Salah satu strategi yang dilakukan MIND ID adalah dengan mengembangkan ekosistem kendaraan listrik alias electric vehicle (EV).

Terakhir adalah pembenahan portofolio melalui riset dan pengembangan yang tentunya juga ditujukan untuk mengoptimalkan portofolio MIND ID di sektor pertambangan.

Dikatakan Hendi MIND ID juga tengah meminta pemerintah untuk menghentikan impor produk olahan dari timah seperti solder, dan bauksit yakni aluminium, guna mendorong penyerapan produk hilirisasi di dalam negeri.

Hendi meminta pemerintah untuk menghentikan impor produk olahan dari timah seperti solder, dan bauksit yakni aluminium, guna mendorong penyerapan produk hilirisasi di dalam negeri. Lebih jauh menurut Hendi, langkah pemerintah yang masih membuka pintu impor untuk komoditas hilirisasi di dalam negeri berpotensi menghambat proses hilirisasi yang dilakukan MIND ID.

"Contohnya di aluminium, kami ingin sekali menjadi tuan rumah di negeri sendiri, akan tetapi kegiatan impor aluminium masih masuk ke Indonesia," ujarnya.

Selain meminta pemerintah menutup pintu impor pada sejumlah produk olahan lanjutan dari timah dan bauksit, Hendi berharap pemerintah juga memberikan insentif energi primer untuk bahan bakar pabrik pengolahan mineral atau smelter.

"Kami juga ingin ketersediaan energi primer dengan harga insentif khusus, seperti yang dilakukan Kementerian ESDM yang memberikan insentif kepada industri keramik dan lainnya," pungkas Hendi.



Simak Video "Video Belajar dari Tragedi Hilangnya Hutan Pulau Paskah Imbas Deforestasi"

(zlf/zlf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork