Gandeng KKKS, SKK Migas Gelar IOC Forum 2022

Gandeng KKKS, SKK Migas Gelar IOC Forum 2022

Sukma Nur - detikFinance
Jumat, 09 Des 2022 13:15 WIB
SKK Migas
Foto: SKK Migas
Jakarta -

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) kembali menggelar IOC Forum ke-3. Kegiatan ini menjadi ajang kolaborasi para pelaku usaha dan stakeholders untuk berdiskusi dan penyampaian ide-ide terkait digitalisasi industri hulu migas.

Mengusung tema 'Transformasi & Inovasi Digital Hulu Migas Indonesia', kegiatan ini juga merupakan pelaksanaan program Chapter 7A dalam Rencana dan Strategi (Renstra) Indonesia Oil dan Gas (IOG) 4.0, yaitu Digitalization dan Technology Adoption. Dalam kegiatan ini, juga diresmikan fitur inovasi terbaru di sistem IOC.

Kegiatan yang digelar di kantor SKK Migas di Jakarta pada Rabu (7/12) lalu ini dibuka oleh Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf didampingi Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo, Kepala Operasi Produksi SKK Migas Bambang Prayoga, President Director Pertamina EP Wisnu Hindadari, General Manager Gas Project Jambaran Tiung Biru Ruby Mulyawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nanang mengatakan proses transisi energi yang saat ini sedang berjalan akan mendorong meningkatnya persentase penggunaan energi baru dan terbarukan. Kendati demikian, hal itu tidak mengurangi volume kebutuhan minyak dan gas.

"International Energy Agency (IEA) memperkirakan pada tahun 2040 produksi minyak akan meningkat sekitar 105 juta barel dari produksi saat ini yang sekitar 95 juta barel. Hal ini menandakan kebutuhan minyak terus meningkat secara volume, meskipun secara prosentase akan mengalami penurunan kedepannya", kata Nanang dalam keterangan tertulis, Jumat (9/12/2022).

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan kebutuhan energi di Indonesia akan terus bertumbuh karena perekonomiannya. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia, kata Nanang, kebutuhan energinya tidak bisa terpenuhi dari satu jenis energi saja. Indonesia butuh campuran energi, termasuk minyak dan gas.

Nanang menambahkan teknologi menjadi kunci untuk meningkatkan produksi minyak dan gas. Apalagi di era 4.0 teknologi memegang peranan yang penting. Ia menyampaikan monetisasi gas marginal di area remote bisa dikembangkan secara komersial. Sedangkan untuk keberhasilan IOC 2022 ia mengatakan salah satu keberhasilannya terletak pada improvement yang secara long term dapat meningkatkan kinerja.

"Peranan IOC sangat dibutuhkan karena dengan teknologi tidak boleh lagi ada sumur mati yang baru diketahui dalam waktu 2-3 hari. Harus real time agar bisa segera ditangani, maka dengan digitalisasi dan improvement di IOC maka sumur yang mati bisa diketahui secara real time," ujarnya.

Nanang juga mengingatkan untuk mencapai target 2030, yaitu produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD dibutuhkan langkah nyata. Jika tidak ada perubahan, maka tidak akan mencapai apa yang ditargetkan.

"Saya mengutip filosof Lau Tze bahwa untuk menempuh perjalanan 1.000 mil harus dimulai dari 1 langkah. Untuk mencapai target di tahun 2030 langkah-langkah nyata harus dimulai, termasuk kegiatan IOC Forum tahun ini adalah bagian dari langkah-langkah untuk mewujudkan pencapaian target yang telah ditetapkan dalam Renstra IOG 4.0", tegas Nanang.

Pada kesempatan yang sama, Wisnu Hindadari mengapresiasi SKK Migas yang terus meningkatkan digitalisasi dalam operasional hulu migas. Ia mengatakan Pertamina EP bisa mendukung dan menjadi bagian dari perkembangan IOC SKK Migas.

"Salah satu program Pertamina EP sebagai wujud nyata dari implementasi transformasi digitalisasi di PEP adalah Integrated Monitoring System (IMS). Di era Industri 4.0, PEP terus berinovasi menerapkan teknologi digital, dengan pengelolaan data yang terintegrasi memungkinkan kecepatan, keakuratan, simplifikasi dan dinsergi lebih optimal. Terutama pada data yang saling terkoneksi pada kegiatan operasional" terang Wisnu.

Lebih lanjut, Wisnu menuturkan pihaknya melakukan pendekatan digital transformasi dalam bisnis perusahaan. Diharapkan hal tersebut dapat mengakselerasi produksi migas pada seluruh aset PEP di seluruh Indonesia secara terintegrasi yang berjumlah 104 titik dari Rantau Field di Aceh hingga Papua Field di Sorong.

Hal tersebut juga diharapkan bisa membuat seluruh pemuatan dan penyerahan migas dapat dimonitor secara akurat sehingga mendukung kegiatan optimalisasi lifting migas dan menjadi pondasi dan dukungan pada target LTP 2030.

Wisnu menambahkan PEP berkomitmen untuk dapat mendukung pencapaian produksi yang menjadi penugasan tersebut.

Peresmian Fitur Baru IOC

Pada IOC Forum 2022 dilaunching 5 (lima) fitur baru meliputi:

a. Aplikasi IOC Early Warning System (EWS) SKK Migas

b. Integrasi Pipe Leak Detection System SKK Migas

c. Integrasi IOC SKK Migas dan IMS PT. Pertamina EP

d. Integrasi IOC SKK Migas dan PIMS Jambaran Tiung Biru (JTB)

e. Dashboard Decomissioning SKK Migas

Fitur-fitur baru tersebut melengkapi fitur IOC yang saat ini sudah memiliki 70 dashboard utama dengan turunan sub dashboard yang mencapai ribuan sebagai hasil kolaborasi beragam fungsi SKK Migas dan KKKS. Untuk mendukung fleksibilitas, IOC sudah dikembangkan menjadi IOC from home sehingga 100% fitur IOC sudah bisa diakses dimana saja sepanjang terhubung dengan internet dan mendukung pengawasan 24 jam yang dilakukan oleh SKK Migas.

Sebagai informasi IOC Forum 2022 diselenggarakan secara hybrid diikuti oleh 110 peserta secara offline dan 400 peserta secara online.




(ega/ega)

Hide Ads