Jokowi Kebut Megaproyek Pembangkit 35.000 MW, 47% Sudah Rampung

Jokowi Kebut Megaproyek Pembangkit 35.000 MW, 47% Sudah Rampung

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 31 Jan 2023 17:59 WIB
Pembangkit listrik PLN Batam (Foto: Dok PLN)
Ilustrasi pembangkit listrik (Foto: Dok PLN)
Jakarta -

Pemerintah terus mendorong mega proyek pembangkit 35.000 megawatt (MW). Hingga Desember 2022, pembangkit yang telah operasi atau commercial operation date (COD) sebanyak 415 unit dengan kapasitas 16.596 MW atau sebanyak 47%.

Dalam paparan Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Dadan Kusdiana disebutkan, untuk pembangkit yang sudah kontrak atau power purchase agreement (PPA) sebanyak 572 unit dengan kapasitas 29.983 MW atau sebanyak 84,6%. Kemudian, sebanyak 398 unit dengan kapasitas 5.478 MW (15,4%) belum kontrak.

"Sudah ada 29.983 MW atau 572 unit atau sebesar 84,6% yang sudah kontrak. Kalau sudah kontrak kemungkinan besar pasti dibangun," kata Dadan dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (31/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terangnya, pembangkit yang telah operasi dengan kapasitas 16.596 MW ini lebih tinggi dibanding tahun 2021 dimana pembangkit yang operasi 11.257,5 MW. Artinya realisasi tahun 2022 naik sekitar 5.338,2 MW.

Kemudian untuk pembangkit yang dalam tahap perencanaan 363 unit dengan kapasitas 4.920 MW (14%). Lalu, tahap pengadaan 35 unit berkapasitas 558 MW (2%), PPA belum konstruksi 34 unit berkapasitas 549 MW (1%) dan konstruksi 123 unit berkapasitas 12.839 MW (36%).

ADVERTISEMENT

Adapun pembangkit yang telah rampung antara lain PLTU Jawa-4 unit 5 dan 6 (2x1.070 MW), PLTU Jawa Tengah (PPP) unit 1 dan 2 (2x1.000 MW), PLTGU Riau (294,7 MW), PLTMG Bangkanai FTP 2 (127,1 MW), PLTP Sokoria unit 1 (6,6 MW), PLTP Sorik Marapi FTP-2 (62,8 MW), dan PLTS Selayar (1,3 MW).

Lalu, PLTS Sangihe (1,3 MW), PLTS Medang (0,3 MW), PLTS Nusa Penida dan Terapung Waduk Nusa Penida (3,19 MW), PLTU Lontar Exp (315 MW), PLTGU Muara Tawar Add-on Blok 2 (165,75 MW), PLTU Sulsel Barru 2 (123,4 MW), dan 21 unit PLTM (96,8 MW).

Dalam hal penyediaan listrik yang andal bagi masyarakat, Indonesia juga tengah serius melakukan transisi ke energi baru terbarukan. Salah satunya seperti ditunjukkan lewat dukungan perbankan pada pembiayaan pembangunan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) yang dilakukan oleh PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk.

Buktinya, pada Juli 2021 lalu, BNI telah menyepakati perjanjian kredit dengan PT Geo Dipa Energi untuk membiayai dua proyek PLTP. Adapun nilai kredit yang dikucurkan mencapai US$ 34 Juta merupakan pembiayaan kontijensi pembangunan PLTP Patuha unit 2 (1x55MW) dan PLTP Dieng unit 2 (1X55MW).

Dukungan BNI terhadap sektor energi terbarukan cukup signifikan. Hal itu dapat dilihat dari realisasi total portofolio terhadap sektor energi terbarukan yang mencapai Rp 5,2 Triliun pada Q1 tahun 2021 dan akan terus ditingkatkan. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung implementasi Environment, Social, and Governance (ESG).

(acd/das)

Hide Ads