Seluk Beluk 'Harta Karun' RI: Diincar China hingga Eropa

Seluk Beluk 'Harta Karun' RI: Diincar China hingga Eropa

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 06 Feb 2023 07:00 WIB
Indonesia disebut memiliki 512 titik harta karun yang tersebar di tambang timah. Harta karun ini disebut-disebut mempunyai nilai investasi yang sangat besar dan dunia pun sedang berlomba-lomba mencarinya.
Logam Tanah Jarang Ini jadi Harta Karun yang Diincar Dunia (Foto: Rachman_punyaFOTO)
Jakarta -

Penemuan sumber tambang Logam Tanah Jarang (LTJ) di utara Swedia menggegerkan negara-negara Eropa. Sebab, LTJ sebelumnya tidak pernah ditambang di wilayah tersebut.

Penemuan ini tentu menjadi kabar baik bagi Eropa. Sebab, kebutuhan LTJ di Eropa mayoritas diimpor dari China.

Sebenarnya komoditas yang diincar negara-negara Eropa itu tersimpan di Indonesia. Potensi LTJ tersebar di berbagai wilayah di Tanah Air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip data Booklet ESDM, Minggu (5/2/2023), potensi LTJ di antaranya tersimpan dalam produk samping timah berupa monasit. Indonesia tercatat memiliki sumber daya monasit sebanyak 185.179 ton logam yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi cadangan. Monasit ini tersebar di Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung dan Kalimantan Barat.

LTJ juga tersimpan pada produk samping timah lainnya yakni xenotime. Adapun sumber daya xenotime sebesar 20.734 ton logam yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi cadangan. Potensi xenotime itu terdapat di Kepulauan Bangka Belitung.

ADVERTISEMENT

Selain itu, LTJ juga terdapat pada produk samping zircon, red mud bauksit, produk samping nikel laterit, dan produk samping batu bara.

Kemudian dijelaskan dalam booklet tersebut, dari total 28 lokasi mineralisasi LTJ yang terungkap, baru 9 lokasi yang telah dieksplorasi awal, kemudian sekitar 19 lokasi belum dilakukan atau belum optimal dilakukan eksplorasi.

Disebutkan pula, target akselerasi LTJ ini terbagi dalam beberapa klaster yakni klaster I dan II Sumatera, klaster III Kalimantan, dan klaster IV Sulawesi.

Pada booklet itu tertulis, data cadangan LTJ belum tersedia dan WIUP LTJ juga belum ada. Mineral LTJ (monasit, xenotime dan zircon) dihasilkan dari mineral ikutan, tetapi belum ada data yang akurat. Zircon telah diatur sebagai komoditas non logam tapi LTJ zircon belum diatur.

Badan Geologi sendiri tengah gencar melakukan eksplorasi potensi LTJ. Eksplorasi tersebut dilakukan untuk mengetahui potensi keterdapatan LTJ di area potensi laterit di luar Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP), sehingga nantinya dapat dipersiapkan WIUP mineral LTJ.

Pada tahun 2022, Badan Geologi melakukan eksplorasi potensi LTJ di Mamuju, Sulawesi Barat dan Parmonangan, Sumatera Utara. Eksplorasi tersebut dilakukan dua tahap, yakni eksplorasi awal, meliputi pemetaan, georadar dan geomagnet, sumur atau parit uji, serta pengeboran. Kemudian dilakukan eksplorasi detail melalui pengeboran yang lebih rapat dan uji ekstraksi, meliputi karakterisasi, konsentrasi, dan ekstraksi. Eksplorasi tersebut menghasilkan kadar total LTJ tertinggi di Mamuju sebesar 4.571 ppm dan Parmonangan sebesar 1.549 ppm.

"Selanjutnya ada beberapa usulan WIUP berupa LTJ, yang ini baru pertama kali di 2022, bahwa ada usulan lokasi di Mamuju dan Parmonangan dan beberapa rencana usulan WIUP LTJ sampai tahun 2024," ujar Plt Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid.

Di tahun 2023, direncanakan eksplorasi awal dan eksplorasi detail potensi LTJ di Melawi, Sibolga, Mamuju, Papua, dan Bangka Belitung, serta usulan WIUP LTJ Mamuju dan Parmonangan. Kemudian di tahun 2024 direncanakan eksplorasi detail di Ketapang, Sibolga, Pegunungan Tiga Puluh, dan Papua.

Dilaporkan pula, sepanjang tahun 2022, Badan Geologi telah melakukan eksplorasi potensi LTJ di area Lumpur Sidoarjo dan menemukan potensi Lithium sebesar 86-92 ppm, potensi Stronsium sebesar 394-451 ppm, dan LTJ maksimal 111 ppm.

"Kemudian untuk potensi LTJ atau REE di area Lumpur Sidoarjo saya kira sudah disampaikan juga bahwa ada indikasi potensi baik itu Li, Sr, maupun REE dengan masing-masing ppm-nya. Kegiatan di tahun 2022 melanjutkan dari kegiatan penemuan di tahun 2020 pada lokasi yang berbeda," jelas Wafid.

Indonesia juga punya harta karun lain yang lagi diincar China. Baca di halaman berikutnya.

'Nikel Selanjutnya' Diincar China

Selain LTJ, Indonesia punya 'harta karun' lain yang diincar banyak perusahaan. Harta karun itu ialah pasir silika atau kuarsa yang merupakan komoditas penting untuk pembuatan panel surya.

Komoditas ini bahkan disebut-sebut sebagai 'nikel selanjutnya'. Bahkan, perusahaan China menyatakan minat untuk menambang pasir silika.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan, Bangka Belitung merupakan wilayah yang memiliki pasir silika cukup banyak. Dia mengatakan, perusahaan China, Xinyi telah menyatakan minat untuk menambang pasir silika

"Perusahaan dari Tiongkok ada namanya Xinyi yang menyatakan mereka adalah perusahaan yang memasok 40% dari panel surya global antara lain," katanya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (31/1) lalu.

Perusahaan lokal juga berminat untuk menambang pasir silika. Perusahaan tersebut pun bahkan membentuk konsorsium.

"Beberapa perusahaan nasional juga sudah menyampaikan minat untuk melakukan itu bahkan beberapa berkonsorsium membentuk asosiasi sesama mereka," ujarnya.

Terkait perusahaan asal China, Ridwan mengatakan, dirinya telah bertemu 1 kali dan telah datang ke lokasi sebanyak 2 lokasi. "Sudah melihat calon lokasi, sudah menghitung-hitung juga dan akan kembali lagi setelah tanggal 6 Februari. Intinya kita jangan sampai ketinggalan dari pembangunan infrastruktur di negara lain," ujarnya.

Ridwan belum bisa memastikan berapa investasi yang akan digelontorkan perusahaan China ini. Namun seingatnya, perusahaan China tersebut akan investasi sebesar US$ 3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun (kurs Rp 15.000).

"Angkanya saya tidak tahu hanya mereka menyatakan mereka pemasok 40% dari panel surya global. Rencana investasinya seingat saya US$ 3 miliar, tapi belum ada proposal tertulisnya aja, dalam diskusi-diskusi," ujarnya.

Berdasarkan data yang ia sajikan, total sumber daya pasir silika 25,33 miliar ton. Kemudian, total cadangannya sebesar 331 juta ton. Cadangan pasir silika tersebar di beberapa wilayah yakni Sumatera 64 juta ton, Jawa 176 juta ton, Kalimantan 17 juta ton, dan Sulawesi 74 juta ton.


Hide Ads