Di sisi lain, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan tingkat daur ulang plastik masih sangat rendah, yaitu sekitar 11 hingga 12%. Meskipun, Kementerian Keuangan menyiapkan Rp 89,6 triliun per tahun untuk penanganan perubahan iklim dalam lima tahun terakhir, atau 34 persen dari kebutuhan pendanaan tahunan sebesar Rp 266,2 triliun.
Sementara itu, Sepudin Zuhri, entrepreneur daur ulang sampah plastik Alala Recycling, menilai bahwa inovasi ATM sampah atau waste bank, dengan teknologi digital dan kecerdasan buatan bisa menjadi salah satu terobosan dalam menyelesaikan permasalahan sampah di tanah air, sekaligus sejalan dengan misi pemerintah dalam menurunkan emisi karbon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di luar negeri, terutama di negara-negara maju sudah menerapkan ATM sampah, sedangkan di Indonesia masih sangat minim. Terobosan Mountrash melalui inovasinya, yaitu ATM sampah, layak untuk diapresiasi," jelasnya.
Sebagai informasi, Indonesia memiliki sistem informasi pengelolaan sampah nasional yang dapat di akses di https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/. Sedangkan, beberapa startup yang bergerak khususnya limbah atau sampah, di antaranya Waste4Change, Plastikpay, Reciki, Rekosistem, Rebricks, EwasteRJ, Armada Kemasan, MallSampah, Gringo, Angkuts, Mulung.co, SMASH, Limbahagia, Pojokplastik.
(fdl/fdl)