Uni Emirat Arab (UEA) menyuntikkan dana investasi kepada PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang panas bumi. Investasi ini dilakukan dalam Penawaran Saham Perdana PGE.
Komitmen investasi ini dilakukan melalui Masdar, perusahaan kelas dunia bidang energi bersih milik UEA, yang turut serta bersama Indonesia Investment Authority (INA) untuk berpartisipasi mengembangkan energi panas bumi di Indonesia. INA sendiri merupakan lembaga pengelola investasi Indonesia.
Duta Besar RI untuk UEA, Husin Bagis, mengatakan investasi INA dan Masdar di PGE merupakan salah satu pencapaian signifikan dalam pengembangan sektor energi hijau melalui panas bumi bagi Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terlebih lagi saat ini Indonesia memegang posisi keketuaan ASEAN 2023, sehingga upaya transisi energi ini dapat menjadi salah satu deliverable bagi kemajuan pembangunan berkelanjutan untuk Indonesia dan negara ASEAN lainnya," ujar Husin dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (24/2/2023).
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Abu Dhabi sebelumnya telah memfasilitasi INA untuk bertemu dan berdiskusi dengan para pemangku kepentingan terkait di UEA. Diskusi dilakukan dalam rangka mengembangkan sektor Energi Hijau melalui kerjasama investasi, termasuk dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Hingga akhirnya pertemuan tersebut melahirkan komitmen investasi.
Tidak hanya itu, KBRI Abu Dhabi juga telah memfasilitasi kerjasama investasi antar kedua negara dalam sektor energi hijau di Indonesia melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan menggunakan floating solar cell yang terbesar di kawasan Asia Tenggara di Waduk Cirata, Jawa Barat, dengan kapasitas 145 MW.
Sebagai tambahan informasi, PGE merupakan salah satu produsen energi panas bumi terbesar di dunia dengan kapasitas saat ini yang terpasang, dimiliki, dan dioperasikan sebesar 672 Megawatt (MW). Di samping itu, PGE juga memiliki kapasitas sebesar 1.205 MW melalui kontrak yang dioperasikan bersama dan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi nasional serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan potensi energi panas bumi yang signifikan, dengan perkiraan potensi sebesar 24 Gigawatt (GW). Namun sayangnya, RI baru memiliki kapasitas terpasang sekitar 2,3 GW energi panas bumi, kurang dari 10% dari total potensi yang ada.
(das/das)