Kementerian ESDM bakal melelang Wilayah Kerja (WK) D Alpha pada Juli 2023 mendatang bersamaan dengan event Indonesian Petroleum Association (IPA). Pemerintah menyebut, sumber daya blok ini 2,5 kali dari Blok Masela alias akan menjadi blok migas raksasa.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menerangkan, WK D Alpha mulanya merupakan bagian dari WK East Natuna. WK East Natuna kemudian dibagi tiga yakni East Natuna, D Alpha dan Paus.
"Nanti pas IPA kita launching, ini 46 TCF (trillion cubic feet) perkirakan kita 2,5 kalinya Masela, bayangin," katanya di Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (30/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pengembangan WK ini bukan tanpa tantangan. Tutuka mengatakan, yang menjadi tantangan pengembangan blok tersebut salah satunya merupakan aspek keekonomian.
"Itu tantangannya, jadi tantangannya keekonomian, nanti split-nya berapa, harus menarik bagi investor, karena itu investasi untuk itu sangat besar," ujarnya.
Apalagi, kata dia, blok tersebut kebanyakan menyimpan CO2 di mana kandungannya sebesar 2/3.
"Bisa dibayangin begini ya itu kan sebesar itu ya, gross inplace-nya 222 TCF. Kemudian 72% itu CO2, kalau di-produce kan nanti itu 2/3 adalah CO2, sepertiganya ada hidrokarbon," ujarnya.
Dia menambahkan, blok ini hanya menyimpan potensi gas, tidak ada minyak.
"D Alpha itu CO2 gasnya lebih banyak daripada gas hidrokarbon, yang kita pakai kan hidrokarbon, CO2 itu kan nggak bisa pakai LPG, untuk LPG nggak bisa," katanya.
Simak juga Video: SKK Migas Optimis Capai Rencana Strategis Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0