"Rasanya belum berdampak maksimal untuk sumbangsih BUMN ke Indonesia. Karena MIND ID sebagai perpanjangan tangan negara ini tidak memiliki kuasa penuh, karena belum menjadi pemegang saham mayoritas," kata Andre melalui keterangan resminya beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, Andre mengatakan, penambahan kepemilikan di atas 11% itu perlu dilakukan agar seluruh aset yang berada di kawasan Vale Indonesia dapat tercatat sebagai kekayaan Pemerintah RI.
"Namun, bukan hanya itu saja, penyerapan tenaga kerja lokal, kesejahteraan masyarakat sekitar, serta penanganan limbah dan kerusakan lingkungan juga perlu menjadi perhatian dan perlu ada peningkatan," tutur Andre.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengungkapkan MIND ID kurang berminat untuk mengambil 11% saham Vale Indonesia. Namun, MIND ID akan mempertimbangkan bila tambahan porsi saham yang lebih besar lagi, yakni setidaknya 20% atau lebih.
"Jadi kalau saya ditanyain MIND ID punya kemampuan nggak untuk beli 11%. Untuk 11% kita nggak mau, tapi kalau untuk beli 20% atau lebih dari 20% kita mau," jelasnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip Kamis (13/4/2023).
Dia menyebut, dengan mengambil alih 11% saham Vale belum bisa membuat MIND ID menjadi pemegang saham mayoritas di PT Vale Indonesia. Dia menyebut, Vale Canada Limited (VCL) masih tetap akan menjadi pemegang saham mayoritas.
(akn/ega)