Alih Kelola Blok Masela Rampung Akhir Juni

Alih Kelola Blok Masela Rampung Akhir Juni

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 05 Jun 2023 19:00 WIB
Meneteri ESDM Arifin Tasrif
Foto: Kemlu
Jakarta -

Negosiasi alih kepemilikan Blok Masela ke tangan konsorsium PT Pertamina (Persero) akan rampung akhir Juni ini. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan saat ini negosiasi kedua pihak sudah mencapai titik temu.

Namun dia tak merinci berapa besar nilai penjualan saham yang telah disepakati. Saat ini masih menjadi pembahasan karena Kementerian ESDM menilai besarannya tak wajar.

"Insyaallah buat Blok Masela akhir bulan ini akan kita diselesaikan perjanjian jual alih sahamnya, sudah ada titik temu," kata Arifin, dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VII DPR RI, Senin (5/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan,saat ini proses negosiasi telah menunjukkan hasil yang baik. Oleh karena itu, ia optimis dalam waktu dekat pengumuman menyangkut alih kepemilikan ini akan disampaikan.

"Sudah bagus hasilnya, nanti biar Pak Menteri yang mengumumkan, bukan saya. Tapi hasilnya baik. Masela dengan Shell itu sudah ada titik temulah, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa disampaikan," katanya.

ADVERTISEMENT

Sebagai tambahan informasi, sebelumnya dikabarkan Shell berniat melepaskan hak partisipasinya di Blok Masela dengan harga yang mahal, dalam proses negosiasinya bersama Pertamina. Tutuka mengatakan, pemerintah merugi karena Blok Masela tak kunjung digarap lantaran Shell tak segera melepas hak partisipasinya.

"Kita harus wajar lah, kita harus harga wajar, kita nggak mau begitu saja menerima harga yang nggak wajar, bisnis harus fair," kata Tutuka pekan lalu.
"Besar tapi kita anggap kalau nggak wajar kita nggak ikutin," tambahnya.

Sementara itu, dikutip dari CNBC Indonesia, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menuturkan, Shell sendiri memperoleh hak partisipasi 35% di Blok Masela senilai US$ 700 juta. Oleh sebab itu, Shell harusnya tak mematok harga tinggi.

"Itu harusnya maksimal harga yang ditawarkan karena Shell nggak rugi juga. Memang suatu risiko sejak dia dapat 35% itu berapa biaya yang dikeluarkan," kata Djoko.

Menurut Djoko, Pertamina sebetulnya bisa saja mendapatkan hak partisipasi 35% Blok Masela tanpa mengeluarkan uang sekalipun. Hal tersebut dapat melalui sebuah penugasan dari pemerintah yang pernah juga dilakukan pada saat Pertamina ditugaskan untuk mengembangkan Blok Natuna D Alpha.

(kil/kil)

Hide Ads