Mengenal Blok Wabu, 'Gunung Emas' dalam Konflik Luhut Vs Haris-Fatia

Mengenal Blok Wabu, 'Gunung Emas' dalam Konflik Luhut Vs Haris-Fatia

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 08 Jun 2023 17:13 WIB
Haris Azhar-Fatia Salami Luhut Binsar Usai Bersaksi di Sidang
Foto: Wilda Nufus/ detikcom
Jakarta -

Persidangan kasus pencemaran nama baik Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang dilakukan terdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti hari ini berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur.

Pencemaran nama baik itu sebelumnya dilakukan lewat YouTube berjudul 'Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-OPS Militer Intan Jaya! Jendral BIN Juga Ada!!NgeHAMtam'. Hal yang dibahas dalam video itu adalah kajian cepat Koalisi Bersihkan Indonesia dengan judul 'Ekonomi-Politik Penempatan Militer di Papua: Kasus Intan Jaya'.

Luhut mengatakan tidak ada kerugian materill dalam kasus pencemaran nama baiknya dengan terdakwa Haris dan Fatia. Hanya saja ia tak terima dituding penjahat hingga disebut 'lord'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saudara saksi berkedudukan korban dalam perkara ini, mohon diterangkan lagi kerugian saudara sebagai korban?" tanya jaksa di sidang Haris-Fatia di PN Jakarta Timur, Kamis (8/6/2023).

"Ya saya terus terang kerugian materill mungkin tidak perlu dihitung, tapi secara moral anak cucu saya, saya dibilang penjahat, saya dibilang 'lord', saya bilang apalagi coba. Kalau saya tuduh Anda ada sebagai penjahat atau pencuri-pencuri itu, kan Anda tidak bisa terima juga," kata Luhut saat bersaksi.

ADVERTISEMENT

Permasalahan yang Bikin Pencemaran Nama Baik Luhut

Haris dan Fatia membahas soal perusahaan bernama PT Tobacom Del Mandiri yang disebut bermain bisnis tambang di Papua yakni di Blok Wabu. Perusahaan itu disebut sebagai anak usaha Toba Sejahtra Group, perusahaan yang dibesut Luhut.

"PT Tobacom Del Mandiri ini direkturnya adalah purnawirawan TNI namanya Paulus Prananto. Kita tahu juga bahwa Toba Sejahtra Group ini juga dimiliki sahamnya oleh salah satu pejabat kita, namanya adalah Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), The Lord, Lord Luhut. Jadi Luhut bisa dibilang bermain dalam pertambangan-pertambangan yang terjadi di Papua hari ini," kata Fatia dalam video tersebut.

Blok Wabu merupakan 'gunung emas' yang belum terjamah di Kabupaten Intan Jaya, Papua. Saat dieksplorasi PT Freeport Indonesia, ditemukan potensi sumber daya emas sebesar 8,1 juta troy ounce di sana.

Blok tambang tersebut sebelumnya merupakan wilayah tambang PT Freeport Indonesia. Namun perusahaan melepas Blok Wabu dengan alasan karena ingin fokus menggarap tambang Grasberg, Papua.

Akhirnya terbit Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dan disepakati bahwa Blok Wabu dikembalikan ke negara dalam hal ini Kementerian ESDM pada 2018.

Berdasarkan penelusuran detikcom, website resmi Tobacom Del Mandiri tak ditemukan dalam pencarian melalui Google. Hanya tercatat bahwa perusahaan ini berkantor di Wisma Bakrie 2 Lantai 17, Jalan HR Rasuna Said Kavling B2, Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan.

The Asia Miner pada 20 Oktober 2016 pernah memberitakan adanya kerja sama West Wits Mining dengan Tobacom Del Mandiri untuk proyek Derewo Gold River di Papua. Tobacom memberikan sertifikat untuk Izin Usaha Pertambangan (IUP) Derewo dan izin kehutanan, serta mengelola akses dan keamanan lokasi. Tobacom disebut merupakan bagian dari grup perusahaan PT Toba Sejahtera.

PT Toba Sejahtra Group merupakan perusahaan yang didirikan Luhut pada 2004, merupakan grup perusahaan yang bergerak di bidang energi baik kelistrikan, pertambangan dan migas, serta perkebunan dan hutan tanaman industri, properti dan industri.

Per Oktober 2017, Luhut telah melepas 90% kepemilikan sahamnya di PT Toba Sejahtra (Persero) sehingga tinggal tersisa 9,9%. Salah satu anak usahanya adalah PT Toba Bara Sejahtera Tbk atau kini dikenal dengan PT TBS Energi Utama (Tbk) yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham TOBA.

Di perusahaan itu, Luhut pernah mengakui kalau dia masih memiliki kepemilikan walaupun kecil. Kepemilikannya melalui PT Toba Sejahtra punya porsi 10% di TBS Energi Utama.

"Saya mempunyai saham di Toba Bara Sejahtra, tapi sekarang saya tinggal 10% di situ [Toba Bara Sejahtra], itu saja," kata Luhut di kantornya dilansir CNN Indonesia, Rabu (27/2/2021).

Di sisi lain, Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi juga menegaskan bahwa Luhut tidak mempunyai bisnis tambang di Papua.

"Saya sudah pernah bilang dengan tegas bahwa Pak Luhut tidak punya bisnis di tambang Papua," kata Jodi dalam keterangannya, Kamis (23/9/2021).

Simak juga Video: Luhut Geleng-Geleng Kepala Dengar Pernyataan Pengacara Haris-Fatia

[Gambas:Video 20detik]



(rrd/rrd)

Hide Ads