Jurus Pertamina Hadapi Tantangan Era Transisi Energi

Yudistira Imandiar - detikFinance
Rabu, 28 Jun 2023 21:52 WIB
Foto: Dok. Pertamina
Jakarta -

PT Pertamina (Persero) kian gencar mengembangkan inisiatif program transisi energi. Langkah tersebut menjadi prioritas Pertamina untuk mewujudkan ketahanan energi nasional, aksesibilitas, keterjangkauan, akseptabilitas dan keberlanjutan.

Dalam forum Leadership Dialogue Energi Asia di Kuala Lumpur Malaysia (Rabu 28/6/2023), Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan untuk menjaga ketahanan energi dan menjamin keterjangkauannya, Pertamina menempuh strategi mempertahankan bisnis minyak dan gas, dengan tetap melihat potensi energi baru terbarukan. Untuk mengurangi emisi, Pertamina melakukan dekarbonisasi dalam kegiatan operasionalnya.

"Hal ini untuk memastikan bahwa dalam jangka pendek, transisi energi tidak akan mengganggu ketahanan energi. Namun di sisi lain, kita masih bisa mencapai target pengurangan emisi karbon," kata Nicke dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (28/6/2023).

Sejalan dengan itu, jelas Nicke, Pertamina juga membangun dan memperkuat infrastruktur gas di seluruh rantai nilai, dari hulu, tengah, hingga hilir. Hal ini sesuai dengan target pemerintah soal porsi gas dalam bauran energi ditingkatkan secara bertahap. Dengan wilayah yang terdiri dari 17.000 pulau, pengembangan infrastruktur gas diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas bagi seluruh penduduk.

"Oleh karena itu, percepatan transisi energi di Indonesia bukan hanya upaya untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga untuk mewujudkan ketahanan energi," sebut Nicke.

Ia menambahkan di era transisi energi, negara-negara di Asia Selatan termasuk Indonesia memiliki peluang besar karena dikaruniai alam dengan sumber energi primer hijau yang melimpah. Sumber daya ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ekosistem bisnis rendah karbon.

Untuk mewujudkan itu, Nicke menjabarkan, Pertamina telah mengalokasikan 15% dari total capex untuk pengembangan portofolio bisnis rendah karbon. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari rata-rata perusahaan energi lainnya.

"Beberapa inisiatif yang telah dan akan terus kami laksanakan antara lain dekarbonisasi dan efisiensi energi yang telah berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 31%, implementasi teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan injeksi CO2 perdana di Lapangan Pertamina EP Jatibarang, mengembangkan kilang hijau, pengembangan energi geothermal yang saat ini telah mencapai kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW, memproduksi biodiesel dan lain-lain," papar Nicke.

Pertamina, kata Nicke, juga melibatkan masyarakat dengan mengembangkan Desa Mandiri Energi di 47 Desa di Indonesia.

"Kita tidak bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, kami membuka diri untuk kolaborasi global bersama seluruh peneliti, penemu dan para ahli dari universitas dan akademisi, perusahaan, kementerian hingga masyarakat melalui UMKM," ujar Nicke.

Nicke menyampaikan Pertamina berharap kerja sama tersebut akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan. Dengan meningkatnya permintaan terhadap produk-produk budaya lokal, UMKM akan mengalami peningkatan penjualan dan pendapatan. Ia mengungkapkan Pertamina meyakini kolaborasi ini mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan sektor pariwisata, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.




(akd/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork