Dikritik Sana-sini, Jepang Ngotot Buang Limbah Nuklir Fukushima ke Laut

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 22 Agu 2023 15:59 WIB
Foto: ABC Australia
Jakarta -

Pemerintah Jepang menyampaikan akan mulai membuang lebih dari 1 juta metrik ton air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima ke laut Pasifik pada Kamis, 24 Agustus mendatang.

Melansir dari Reuters, Selasa (22/8/2023), rencana pembuangan air radioaktif ini sebenarnya sudah disetujui oleh pemerintah Jepang sejak dua tahun lalu. Rencana tersebut dinilai krusial dalam rangka menonaktifkan PLTN yang dioperasikan oleh Tokyo Electric Power Company (TEPCO).

"Saya telah meminta Tepco untuk segera mempersiapkan pembuangan air sesuai dengan rencana yang disetujui oleh Otoritas Regulasi Nuklir, dan mengharapkan pelepasan air dimulai pada 24 Agustus, jika kondisi cuaca memungkinkan," kata Perdana Menteri Fumio Kishida pagi tadi.

Rencananya, pemerintah Jepang akan membuang air radioaktif tersebut secara berkala dalam beberapa tahap. Untuk permulaan mereka akan melepaskan kurang-lebih 7.800kubik air radioaktif selama sekitar 17 hari.

Air tersebut akan mengandung sekitar 190 becquerel (unit perhitungan radioaktif) tritium per liter. Jumlah ini dinilai sudah jauh di bawah batas minum Organisasi Kesehatan Dunia yaitu 10.000 becquerel per liter.

Karenanya Jepang memastikan bila pembuangan air limbah tersebut sudah sangat aman bagi lingkungan. Bahkan menurut mereka Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang bertindak sebagai lembaga pengawas nuklir PBB juga telah memberikan lampu hijau untuk rencana tersebut pada bulan lalu.

Meski begitu, tentu rencana ini tetap mendapat sejumlah kritik dari berbagai pihak. Salah satu di antaranya ada pemerintah China yang sangat mengecam rencana pembuangan air radioaktif itu ke laut.

Bahkan imbas rencana itu pemerintah China telah melarang impor makanan laut dari 10 prefektur di Jepang, termasuk Fukushima dan ibu kotanya Tokyo. Selebihnya impor makanan laut dari prefektur lain diperbolehkan asal lulus uji radioaktif dan memiliki bukti bahwa makanan tersebut diproduksi di luar 10 prefektur yang dilarang.

Kemudian ada juga tentangan dari para aktivis di Korea Selatan yang ikut memprotes rencana tersebut. Kritikan ini tetap dilancarkan para aktivis Korsel meski Seoul telah menyimpulkan dari penelitiannya sendiri bahwa pembuangan air tersebut memenuhi standar internasional.

Tidak berhenti di sana, kritikan juga datang kelompok nelayan lokal di Jepang. Mereka khawatir proses pembuangan air radioaktif ke laut dapat secara langsung mempengaruhi mata pencarian mereka.




(fdl/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork