Pertamina memiliki 8 pilar transisi energi untuk menekan emisi yang sejalan dengan program pemerintah terkait Net Zero Emission/NZE (nol emisi karbon). Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan pilar kilang hijau (Green Refinery) dan Bio-Energy menjadi salah satu strategi utama yang kini tengah didorong pihaknya.
Untuk diketahui, delapan pilar transisi energi tersebut terdiri dari Green Refinery, Bio-Energy, Geothermal, Hydrogen, Gasification, EV Battery & ESS, New Renewable Energy, Circular Carbon Economy.
"Strategi kami sebenarnya adalah bagaimana mencapai ketahanan energi dan kemandirian energi melalui pemanfaatan sumber daya dalam negeri," ungkap Nicke dalam CEO Fireside Chat di ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023, Rabu (6/9/2023).
Ia merinci Pertamina memiliki 6 kilang, 3 di antaranya akan di-convert menjadi 3 green refinery yang menghasilkan biofuel. Sedangkan 3 kilang lainnya akan dikembangkan dan diintegrasikan dengan petrochemical.
Selain itu, Nicke mengatakan Pertamina mengembangkan bioenergi sebagai salah satu sumber energi hijau potensial di masa depan. Salah satunya melalui pengembangan bioetanol.
"Yakni melalui campuran etanol dari molase tebu (tetes tebu) atau singkong, jagung, maupun sorgum pada bensin," tutur Nicke.
"Selanjutnya juga bisa diproduksi dari limbah," imbuhnya.
Sebagai informasi, pada Juli lalu Pertamina mengumumkan bakal meluncurkan BBM berbahan campuran etanol baru dengan RON 95.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengungkapkan uji coba produk BBM baru tersebut akan mulai diberlakukan pada Juli. Ia menyebut Kementerian ESDM sudah melakukan kajian sejak 2008 lalu untuk memastikan pencampuran antara BBM dengan Bioetanol bisa berjalan.
(anl/ega)